BOYOLALI, iNewskaranganyar.id - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Boyolali menolak hasil seleksi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Alasannya pun mengejutkan, lantaran proses perekrutan itu diindikasikan menggunakan sistem koncoisme alias pertemanan.
Sekretaris PSI Kabupaten Boyolali, Basori Rohmad menjelaskan, hasil tim seleksi KPU dan Bawaslu Kabupaten maupun Kota di Jawa Tengah berdasarkan pengumuman nama-nama yang masuk dalam 10 besar memberikan isyarat bahwa model koncoisme.
Kelompok itu, kata Basori, mendominasi nama-nama yang diloloskan oleh Tim Seleksi (Timsel) terlepas itu pesanan dari komisioner KPU maupun titipan partai politik yang berkuasa, Senin 7 Agustus 2023.
"Jika kita tracking lebih dalam dari nama-nama yang masuk 10 besar tersebut, mereka mayoritas orang-orang yang selama ini kurang kompeten dalam penyelenggaraan pemilu,"jelas Basori Rohmad.
"Bahkan beberapa nama baru pertama ini mendaftar KPU Kabupaten, tidak mempunyai pengalaman sebagai penyelanggara Pemilu misal di tingkat bawahnya, baik PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan maupun PPS di tingkat desa),"imbuhnya.
"Ini juga menandakan bahwa Timsel KPU dan Bawaslu tidak cermat atau tidak kompeten dalam bidang kepemiluan,"terangnya lebih lanjut.
Kendati begitu, Basori mengatakan, dalam seleksi itu ada dua nama yang sama-sama masuk 10 besar sebagai calon komisioner KPU dan Bawaslu Kabupaten. Namun ironisnya Timsel justru tidak tahu sama sekali.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait