7 Keutamaan Dahsyat Puasa Syawal yang Tak Kamu Ketahui, Apa Saja?

Kastolani/Net Karanganyar
7 Keutamaan Dahsyat Puasa Syawal yang Tak Kamu Ketahui, Apa Saja?

JAKARTA, iNewskaranganyar.id - Ada 7 keutamaan dahsyat puasa Syawal bagi yang melaksanakannya puasa sunah ini.

Puasa Syawal itu sendiri merupakan ibadah puasa yang dianjurkan untuk dilaksanakan selama 6 hari pada bulan Syawal. Menjalankan puasa Syawal memiliki hukum sunah dan memiliki banyak keutamaan

Salah satu keutamaan puasa enam hari di bulan Syawal adalah pahalanya yang setara dengan puasa selama satu tahun. Anggapan ini memiliki dalil yang shahih.

من صام رمضان ثم أتبعه بست من شوال كان كصيام الدهر” رواه مسلم

“Barangsiapa yang telah melaksanakan puasa Ramadlan, kemudian dia mengikutkannya dengan berpuasa selama 6 (enam) hari pada bulan Syawal, maka dia (mendapatkan pahala) sebagaimana orang yang berpuasa selama satu tahun.”

Dalam hadis Qudsi, Allah subhanahu wata’ala berfirman tentang puasa sunnah termasuk di antaranya puasa Syawal:

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: (قال الله عز وجل: كل عمل ابن آدم له إلا الصيام؛ فإنه لي وأنا أجزي به، والصيام جنّة، وإذا كان يوم صوم أحدكم فلا يرفث، ولا يصخب، فإن سابّه أحد أو قاتله فليقل: إني امرؤ صائم، والذي نفس محمد بيده لخلوف فم الصائم أطيب عند الله من ريح المسك، للصائم فرحتان يفرحهما: إذا أفطر فرح، وإذا لقي ربه فرح بصومه) رواه ومسلم

“Setiap amal manusia adalah untuk dirinya kecuali puasa, ia (puasa) adalah untuk-Ku dan Aku memberi ganjaran dengan (amalan puasa itu).” Kemudian, Rasulullah melanjutkan, “Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dibandingkan wangi minyak kasturi.”

Puasa Syawal hukumnya sunah. Karena itu, berbeda dengan puasa wajib di Bulan Ramadhan yang mengharuskan meniatkannya pada malam hari. Niat puasa Syawal ini boleh dilakukan di pagi hari jika terlupa pada malam hari asalkan  belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa.

Ulama berkata “alasan menyamainya puasa setahun penuh berdasarkan bahwa satu kebaikan menyamai sepuluh kebaikan, dengan demikian bulan ramadhan menyamai sepuluh bulan lain (1 bulan x 10 = 10 bulan) dan 6 hari di bulan syawal menyamai dua bulan lainnya ( 6 x 10 = 60 = 2 bulan). [ Syarh nawaawi ‘ala Muslim VIII/56 ].

Diperbolehkan menggabung niat puasa 6 hari bulan syawal dengan qadha Ramadhan menurut Imam Romli dan keduanya mendapatkan pahala. Sedangkan menurut Abu Makhromah tidak mendapatkan pahala keduanya bahkan tidak sah.

Sebagian orang meragukan hadis berpuasa enam hari di bulan Syawal, akan tetapi keraguan itu terbantahkan oleh bukti-bukti periwayatan hadis. Perhatikan ungkapan Syekh Abdullah bin Abdul al-Bassam berikut.

“Hadis berpuasa enam hari di bulan Syawal merupakan hadis yang shahih, hadis ini memiliki periwayatan lain di luar hadis Muslim. Selain hadis Muslim yang meriwayatkan hadis berpuasa enam hari di bulan Syawal antara lain; Ahmad, Abu Dawud, dan at-Tirmidzi.”

Oleh karena itulah Hadis berpuasa Enam hari di bulan Syawal ini tergolong hadis mutawatir. Hukum berpuasa enam hari di bulan Syawal adalah sunnah yang baru boleh dilaksanakan mulai tanggal dua Syawal. Apabila melaksanakan puasa sunah enam hari ini pada tanggal satu Syawal maka hukumnya tidak sah dan haram. Dalam hadis disebutkan, dari Abu Sa’id al-Khudri, dia berkata,

عن عمر بن الخطاب وأبي هريرة وأبي سعيد رضي الله عنهم أن رسول الله صلى الله عليه وسلم نهى عن صوم يوم الفطر ويوم الأضحى

“Nabi Muhammad Saw., melarang berpuasa pada dua hari raya; Idul Fitri dan Idul Adha. (maksudnya tanggal satu Syawal atau sepuluh bulan Dzulhijjah). Praktik berpuasa 6 hari di bulan Syawal sama dengan berpuasa di bulan Ramadlan, boleh bersahur dan berhenti sahur saat waktu imsak. Perbedaannya, pada saat melaksanakan puasa 6 hari di bulan Syawal, boleh dilakukan secara berurutan atau berselang hari yang penting masih di bulan Syawal.

Namun apabila merujuk pada firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 133, sebaiknya dilaksanakan sesegera mungkin.

وسارعوا إلى مغفرة من ربكم وجنة عرضها السماوات والأرض أعدت للمتقين

“Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa”.

Mengutip keterangan Syekh Muhammad Nawawi al- Bantani dalam Syarh Muslim,

“Ulama mazhab Syafi’i berpandangan bahwa puasa enam hari pada Syawal paling utama/afdal dilaksanakan secara berturut-turut setelah Idul Fitri. Namun, jika tidak secara berturut-turut (setelah Idul Fitri) atau dilaksanakan hingga akhir Syawal pun tetap akan mendapatkan keutamaan puasa Syawal sepanjang sebelumnya telah melaksanakan puasa Ramadlan.”

Menurut Ibnu Rajab al-Hambali, keutamaan puasa Syawal sepanjang sebelumnya telah melaksanakan puasa Ramadlan.”

Menurut Ibnu Rajab al-Hambali, keutamaan puasa enam hari pada Syawal antara lain menggenapkan pahala puasa Ramadlan menjadi setahun penuh. Selain itu, kedudukan puasa sunah pada Sya’ban dan Syawal terhadap puasa Ramadlan untuk menutupi kekurangan yang mungkin terjadi pada pelaksanaan puasa Ramadlan.

عَنْ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ « مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ (مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا)

Dari Tsauban, bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah Idul Fithri, maka ia telah menyempurnakan puasa setahun penuh. Karena siapa saja yang melakukan kebaikan, maka akan dibalas sepuluh kebaikan semisal.” (HR. Ibnu Majah no. 1715. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadis ini shahih).

Berikut Tujuh Keutamaan Puasa Syawal:

1. Nilai puasa enam harinya sama dengan puasa setahun penuh.

2. Dicintai Allah dan meraih ampunan dosa. (QS 3:31). 

3. Meraih syafaat Rasulullah dan bersama Nabi SAW karena menghidupkan sunah beliau, ”Siapa yang menghidupkan sunahku, maka sungguh ia mencintaiku dan siapa yang mencintaiku bersamaku di surga.” 

4. Tanda meningkat iman dan takwanya karena itulah disebut “Syawal”, bulan peningkatan. 

5. Menutupi kekurangan selama puasa Ramadlan.

6. Menjadi orang yang ikhlas, gemar dengan amal sunnah.

7. Menghidupkan sunnah Rasulullah SAW sebagai sarana untuk menjadi umat terbaiknya.

Wallahu A'lam.

(Sumber: Lembagadakwahnu, Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah-KTB) ***

Editor : Ditya Arnanta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network