2. Ngejot di Bali
Meskipun masyarakat muslim di Bali tergolong minoritas. Namun, suasana Lebaran atau Idul Fitri di Pulau Dewata tetap terasa khitmad.
Di Bali ada tradisi Ngejot, memberikan makanan rumahan kepada tetangga sekitar tanpa memandang agama yang dianut. Perwujudan tradisi budaya ngejot, menciptakan keharmonisan dan toleransi antar umat beragama yang ada di Bali.
3. Perang Topat di Lombok
Lombok juga memiliki tradisi Lebaran yang tak kalah unik, yang dikenal dengan nama Perang Topat yang dilakukan oleh suku Sasak.
Tradisi ini biasanya dilakukan para pria pada hari ke enam Lebaran. Tujuan dari dilakukannya tradisi ini, adalah untuk mempererat hubungan antar umat beragama di Lombok.
Sebelum memulai perang Topat atau perang ketupat, warga terlebih dahulu mengarak hasil bumi mengelilingi kampung. Para peserta percaya dengan melempar ketupat, keinginan dan harapan mereka dapat terkabul.
4. Tradisi Pukul Manyapu di Maluku
Masyarakat Maluku punya tradisi lebaran yang agak ekstrem. Namanya pukul manyapu atau pukul sapu. Tradisi ini berasal dari Morella, Kabupaten Maluku Tengah, dan sudah ada sejak tahun 1646.
Digelar setiap tujuh hari setelah Idul Fitri. Dalam tradisi ini para peserta akan saling memukul dengan sapu lidi hingga badan mereka terluka. Para pemuda yang ikut serta akan dibagi dalam dua kelompok atau regu, dengan jumlah tiap regu minimal 10 orang.
Para peserta Pukul Manyapu biasanya menggunakan celana pendek, bertelanjang dada, dengan pengikat kepala berwarna merah yang melingkar di kepala, biasa disebut dengan kain berang. Meski saling memukul, tradisi ini dimaksudkan untuk perdamaian, jadi tak ada saling dendam.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait