BATANG, iNewskaranganyar.id - Curug Genting salah satu air terjun yang ada di wilayah Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Kabupaten Batang sendiri berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Kendal di timur, Kabupaten Banjarnegara di selatan, serta Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan di barat.
Curug Genting berada di kawasan hutan pinus dan masih satu kawasan dengan Curug SiGenting. Curug ini tepatnya berada di Desa Bawang, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Curug ini berada di luas lahan seluas 7 hektar yang dikelola oleh RPH Kembang Langit atau dikenal juga dengan nama Petak 49.
Objek wisata ini sangat digandrungi wisatawan. Namun wisata ini sempat dihentikan karena beberapa alasan.
Air terjun ini bukan curug biasa. Pasalnya, air yang mengalir dari sungai tampak unik melalui bebatuan yang terhampar luas dan menyatu.
Uniknya bebatun itu adalah jenis "Ploso" atau batu dinding yang tak berujung. Batu inipun terlihat menyatu seperti beton.
Keunikan lainnya, menurut warga sekitar, bebatuan tersebut murni terbentuk oleh alam.
Air terjun ini juga memiliki dua tingkat, tingkat pertama, ketinggiannya kurang lebih 8 meter dan tingkat kedua memiliki ketinggian sekitar 7 meter, letaknya berada dibawah aliran air terjun tingkat pertama.
Tak hanya keindahan hutan pinus di sekitar Curug Genting, lokasi wisata ini pun bisa ditemui beberapa peninggalan wali Syekh Abdurrahman Kajoran. Seperti Masjid Al Karomah, dan Makam Sunan Kajoran sendiri.
Selain itu jika anda beruntung, anda juga bisa menyaksikan proses bersih-bersih pakaian dan tasbih serta tongkat Sunan Kajoran.
Bagi warga sekitar, ada kearifan lokal atau mitos tentang Curug Genting ini. Dari cerita warga juga, dulu pernah beberapa kali terjadi keanehan-keanehan. Salahsatunya, dimana ada tamu yang berniat jahat dilokasi ini, tiba-tiba air yang keluar berubah jadi kotoran kerbau.
Bahkan wanita yang tengah datang bulan inipun dilarang untuk datang ke curug Genting. Bila berbohong dan tetap datang ke lokasi curug Genting, maka air berubah menjadi merah seperti darah. ***
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait