Saat ditanya menyangkut langkah apa yang akan diambil PSHT menyusul insiden tabrak lari tersebut, Kusumo yang juga seorang pengacara muda ini mengatakan piaknya menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian setempat.
"Kami belum tahu sejauh mana perkembangannya dan kami serahkan semua prosesnya pada aparat Kepolisian. Fokus kami memberikan bantuan pada korban meninggal dan saudara kami yang saat ini sakit,"ujarnya.
"Biarkan pak Polisi bekerja. Kami hanya memberikan support dan doa bagi korban,"imbuhnya.
Terpisah, ayah dari Kordiyanto, korban yang meninggal dunia, Ngadino mengaku sudah ikhlas dengan kepergian anaknya.
Namun pihak keluarga tetap berharap polisi bisa menemukan pelaku tabrak lari yang menyebabkan nyawa putra ketiga dari tiga bersaudara ini melayang.
"Kami sudah ikhlas, tapi kami berharap polisi tetap mengusut tuntas penyebab kematiannya,"terangnya.
Ngadino mengatakan dirinya baru mengetahui putranya itu mengalami kecelakaan pagi hari sekira pukul 6.00 WIB. Ngadino mengaku saat itu dirinya sudah berada di sawah.
Sebelum kejadian, dirinya tidak memiliki firasat apapun. Hanya, semalam Ngadino mengaku tidak bisa tidur hingga pagi hari.
"Tidak memiliki firasat apapun. Karena memang anak saya itu kalau pergi tidak pernah pamit. Cuma, malamnya, saya tidak bisa tidur sampai pagi,"ujarnya.
Menurut Ngadio, putranya ini berprofesi sebagai juru parkir di wilayah Jumapolo.***
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait