Kisah Sunan Gunung Jati dan Misteri Sembilan Pintu Menuju Makam Waliullah

SM Said/Net Karanganyar
Misteri 9 Pintu di Makam Sunan Gunung Jati (Foto: Sindonews)

Dalam peristiwa tersebut, diceritakan bahwa Syarif Hidayatullah mengeluarkan surbannya dan setelah dikibaskan, maka muncul bala tentara tikus yang tidak terbilang banyaknya menyerang bala tentara Majapahit sehingga mereka panik dan berantakan. 

Diceritakan juga dalam Babad Tanah Sunda dan Babad Cirebon (t.t.: 85-86) bahwa suatu ketika, Syarif Hidayatullah bertanya kepada Pangeran Kuningan tentang cara-cara mengIslamkan raja-raja Pasundan. 

Pada waktu itu Pangeran Kuningan menjawab bahwa dirinya memiliki suatu jimat yang dapat mendatangkan bala tentara yang banyak dengan cara mengumpulkan kerikil dan jamur merang yang ditetesi dengan jimat cupu tirta bala. 

Setelah itu tiba-tiba muncul bala tentara yang sangat banyak dan memenuhi alun-alun Cirebon. Peristiwa ini menimbulkan rasa kaget dan heboh di kalangan penduduk Cirebon. 

Lalu Syarif Hidayatullah membacakan doa tolak bala. Tatkala selesai berdoa tersebut, maka bala tentara Pangeran Kuningan itu seketika hilang dan kembali ke asalnya. 

Selain itu terdapat cerita mengenai karomah sang Sunan saat dia pergi negeri China untuk menyebarkan agama Islam di wilayah yang bernama Nan King pada tahun 1479. Dalam upaya menyebarkan agama Islam, Syarif juga membuka pengobatan sehingga konon banyak rakyat China yang sakit disembuhkannya. 

Namanya makin makin terkenal hingga Kaisar Hong Gie dari Dinasti Ming merasa terganggu karena orang asing lebih pandai dari rakyatnya. Lalu sang Kaisar mengundang Syarif ke istananya. 

Maka Dipanggilah Sunan Gunung Jati menghadap untuk diuji kemampuannya. Kaisar lalu meminta agar putrinya Ong Tien seolah-olah hamil dengan meletakan bokor kuningan di perutnya hingga mirip orang yang sedang mengandung. 

Kemudian dia duduk berdampingan dengan saudarinya yang memang sedang hamil tiga bulan. Syarif Hidayatullah disuruh menebak mana yang bener-benar hamil. Lalu Syarif Hidayatullah menunjuk Ong Tien, sang Kaisar pun ketawa terkekeh.

Jawaban Sang Sunan adalah Putri Ong Tien sedang mengandung, jelas saja Kaisar mencemoohnya. Merasa berhasil membuktikan bahwa Sunan tidak sepandai seperti yang dikatakan orang lalu Hong Gie mengusir Syarif pulang ke tanah Jawa. 

Namun kemudian nyatanya diketahui bahwa Ong Tien memang hamil. Sang putri yang jatuh cinta kepada sang sunan tak kuasa untuk menahan rindu meminta izin untuk menyusul Sunan Gunung Jati yang kembali ke Cirebon. 

Kaisar mengizinkannya dan meminta pelautnya untuk mengantar putrinya ke Jawa. Sunan Gunung Jati pun akhirnya menikahi sang putri. Sayang, umur pernikahan tak lama. Ong Tien meninggal pada usia yang masih sangat muda, 23 tahun. 

Masih ada kesaktian Sunan Gunung Jati yang membuat banyak orang tercengang saat membacanya. Di naskah-naskah itulah bertebaran mitos kesaktian Sunan Gunung Jati, diantaranya adalah bahwa ia pernah mengalami perjalanan spiritual seperti Isra' Mi'raj, lalu bertemu Rasulullah SAW, bertemu Nabi Khidir, dan menerima wasiat Nabi Sulaiman.

Lalu ada kisah lainnya adalah memindahkan Istana Kerajaan Hindu Pakuan ke alam gaib. Hal ini dilakukannya karena kerasnya penolakan para Pendeta Sunda Wiwitan untuk tidak menerima Islam ataupun sekadar keluar dari wilayah Istana Pakuan. 

Cerita ini bermula saat saat jatuhnya Kerajaan Galuh Pakuan, ibu kota Kerajaan Sunda pada tahun 1568 karena diserang pasukan Demak yang dibimbing oleh Sunan Gunung Jati. 

Peristiwa ini setahun sebelum Sunan Gunung Jati wafat dalam usia yang sangat sepuh hampir 120 pada tahun 1569. Diriwayatkan dalam perundingan terakhir dengan para Pembesar Istana Galuh Pakuan, Syarif Hidayatullah memberikan dua penawaran.

Penawaran atau opsi pertama, para pembesar Istana Pakuan yang bersedia masuk Islam akan dijaga kedudukan dan martabatnya seperti gelar pangeran, putri atau panglima dan dipersilakan tetap tinggal di keraton masing-masing. 

Yang ke dua adalah bagi yang tidak bersedia masuk Islam maka harus keluar dari keraton masing-masing dan keluar dari ibukota Pakuan untuk diberikan tempat di pedalaman Banten wilayah Cibeo sekarang.

Editor : Ditya Arnanta

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network