Bakal Dibuka Presiden Joko Widodo, Ini Lima Poin Penting Muktamar ke 48 Muhamamdiyah dan Aisyiah

Bramantyo
Lima poin Penting bakal dibahas dalam Muktamar Muhammadiyah dan Aisyah di Solo, salah satunya pemilihan Ketua Umum PP Muhammadiyah (18/11/2021). (Foto: Istimewa)

“Poinnya ke depan kita akan lebih memperkuat amal usaha sebagai modal basis membangun keunggulan bangsa. Bangsa yang besar ini dengan segala keragamannya ini mesti berpacu agar setara dan unggul,"ujarnya. 

"Ini agenda terbesar, kadang suka tertutupi isu-isu yang temporal,”imbuhnya.

Ketiga, membahas Risalah Islam Berkemajuan. Muhammadiyah memiliki sebuah keyakinan bahwa Islam yang sesungguhnya adalah agama yang mendorng kemajuan dan karena itu ia harus menjadi kekuatan aktual yang menggerakkan pemeluknya untuk memberi kesaksian atas keunggulan agama Islam. 

Menurut Haedar, berkemajuan berarti menciptakan kedamaian, keadilan, dan membangun peradaban utama. 

“Selama ini Muhammadiyah telah mempopulerkan istilah berkemajuan ini. Berkemajuan berarti selain memberikan perdamaian dan toleransi, tapi pada saat yang sama Islam yang membawa kemajuan peradaban,” ucap Haedar.

Poin Keempat yaitu membahas Isu-isu strategis. Pembahasan ini merupakan problem nyata yang saat ini sedang dihadapi dalam konteks bangsa bahkan dunia.  Misalnya, isu membangun kesalehan digital.

Muhammadiyah telah menysun panduan keagamaan dan moral membangun kesalehan digital di berbagai institusi dan lingkungan sosial masyarakat luas.

“Misalkan kita memperkenalkan kesalehan digital di tengah 4.0 yang membawa perubahan luar biasa. Boleh generasi muda saat ini telah menguasai teknologi, jangan-jangan mereka menjadi generasi yang hilang karena pijakan nilainya tercerabut,"jelasnya 

"Jika tidak tercerabut, mereka mungkin menemukan nilai alternatif lain yang bertentangan dengan nilai-nilai kita (agama dan nilai luhur),” ucap Haedar.

Poin utama lainnya dalam Muktamar ke 48 Muhammadiyah dan Aisyiyah, ungkap Haedar yaitu pemilihan Ketua Umum PP Muhammadiyah.  Menurut Haedar, sistem pemilihan kepemimpinan di Muhammadiyah-‘Aisyiyah yang berjenjang merupakan salah satu cara pemilihan yang demokratis.

“Sistem pemelihan yang berjenjang, maka insyaAllah sistem kepemilihan ini sangat demokratis yang tersistem. Representasi 3000 pemilih merupakan representasi yang kuat di Muhammadiyah sehingga mereka betul-betul menjadi pemilih cerdas dan tersistem,”tutupnya. ***

Editor : Ditya Arnanta

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network