Kandangmenjangan, dari Markas Untung Suropati Melawan Belanda Hingga Markas Kopassus, Ini Sejarahnya

Bramantyo
Gerbang Utama Markas Komando Pasukan Khusus (Foto: Okezone)

Ketika kekuasaan beralih kepada Pakubuwono I dan ibu kota Keraton Kasunanan berpindah lagi ke Surakarta, wilayah ini dijadikan pesanggrahan keraton lengkap dengan segara dan tempat untuk menjerat hewan sehingga dikenal dengan sebutan "grogolan" —grogol adalah perangkap hewan.

Sunan Amangkurat II hingga Sunan Pakubuwono II telah menggunakan kawasan Kandangmenjangan sebagai tempat rusa berbiak untuk diburu para bangsawan dalam kesempatan khusus.

Untuk mencegah rusa melarikan diri dari Kandang Menjangan, sekeliling kawasan tersebut dipagari balok kayu jati. Ribuan rusa berkembang biak dan pada waktu tertentu diadakan acara perburuan.

Lokasi ini sempat terlantar ketika ibu kota Mataram pindah ke Desa Sala (kini Kota Surakarta) pada 1744 menyusul hancurnya Keraton Surakarta sebagai dampak Perang Geger Pacinan melawan VOC pada 1740-1743.

Pada masa kekuasaan Sunan Pakubuwono IV (1788-1820), tepatnya pada 1811, diadakan pembenahan bekas lahan Keraton Kartasura. Hewan-hewan peliharaan dipindahkan kembali ke bekas lahan Keraton Kartasura termasuk kawanan rusa sehingga Kandang Menjangan hidup kembali.

Sama sekali tidak terbayang bahwa ada sebuah bangunan bersejarah yang cukup kuno di dalamnya, yaitu pesanggrahan milik Keraton Kasunanan Surakarta.

Sekarang, sebagian bangunan pesanggrahan itu masih berdiri utuh dan berada di bagian belakang Markas Grup 2 Kopassus. Bangunan tersebut hingga saat ini masih dipelihara dengan sangat baik. ***

​​​​

Editor : Ditya Arnanta

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network