Kahyangan, Lokasi Memadu Kasih Antara Nyi Roro Kidul & Panembahan Senopati yang Benci Warna Hijau

Bramantyo/Net Karanganyar
Pintu Gerbang Khayangan, Lokasi yang benci warna hijau diyakini sebagai tempat Percintaan antara Nyi Roro Kidul dan panembahan Senopati (Foto: iNewskaranganyar.id/Bramantyo)

Batu Selo Bethek sendiri ucap juru kunci, dipercaya penduduk sekitar sebagai punden penunggu Kahyangan yang di tunggui oleh Nyai Huju, abdi setia Panembahan Senopati. 

Sepanjang hari, tugas abdi dalem ini mencari daun Huju. Oleh karena itu lantas abdi dalem setia Danang Sutowijoyo ini mendapatkan julukan Nyai Huju. Hingga akhirnya dipercaya untuk merawat dan menjaga Kahyangan, setelah Panembahan Senopati naik tahta menjadi raja di Kotagede.

"Nyai Huju dipanggil Panembahan Senopati (usai jadi raja) dan memberinya perintah agar tetap menjaga Kahyangan sepanjang hidupnya, bahkan sampai mati sekalipun Roh Nyai Huju dipercaya masih berada di Selo bethek, dan  masih tetap menjaga Kahyangan," tuturnya.

Di Kahyangan, ungkap Wakino, ada sebuah batu yang menjadi tempat palenggahan (duduk) Panembahan Senopati. Petilasan itu berupa batu berbentuk seperti payung. Dan akhirnya tempat itupun diberi nama Selo payung (batu Payung).


sebagai tempat duduk Panembahan Senopati saat bertapa (Foto: iNewskaranganyar.id/Bramantyo)

"Inilah salah satu lokasi tujuan para spiritual melakukan doa penyuwunan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dimana dulu Selo Payung juga digunakan Panembahan Senopati melakukan tafakur dan berzikir," jelasnya.

Waktu yang dipilih oleh pelaku spiritual ini untuk melakukan semedi (menyepi mendekatkan diri pada Yang Kuasa) yang datang dari berbagai wilayah ini biasanya setiap malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon.

Namun terkadang  diluar dua hari tersebut banyak pengunjung yang datang dan bermeditasi  di bawah Selo Payung. 

Bahkan di malam menjelang pergantian tahun Jawa (bulan Suro), banyak pendatang dari luar daerah, terutama dari daerah Yogyakarta dan Surakarta, bertirakatan di sana.

Selain Sela Payung, ada petilasan lain yang semuanya serba batu. Diantaranya  petilasan Selo Gapit atau Penangkep berupa dua buah batu besar yang pada bagian atasnya saling bersentuhan mirip gapura. 

Masyarakat juga mempercayai jika berada di Kahyangan Dlepih tidak boleh mengenakan pakaian warna hijau pupus dan kain bermotif parangklitik.

Konon Kahyangan juga dijaga oleh Nyai Widiononggo, senopati jin yang berasal dari segoro kidul.  Keberadaannya,atas perintah Kanjeng Ratu Kidul yang ketika itu jengkar (pergi) dari Kahyangan nDlepih, setelah memberi petunjuk kepada Panembahan Senopati.

"Sedangkan jin Nyai Widiononggo (pengikut Ratu Kidul) memperoleh tempat di Selo Payung untuk tempat bersemayam, dan menjaga kedung pesiraman beserta seluruh petilasan yang pernah dipergunakan junjunganya memadu kasih dengan kekasihnya (Panembahan Senopati)," ucap Wakino yang lebih dari satu abad menjadi juru kunci.


Selo Bethek Pane (Foto: iNewskaranganyar.id/Bramantyo)

Setelah Petilasan Selo Payung, masih terdapat beberapa petilasan lagi di Kahyangan yang sangat dikeramatkan sekaligus dianggap paling wingit yaitu Batu Gilang. Lokasinya jauh di dalam hutan dan harus menyeberangi sungai yang sangat deras airnya yang mengalir di bawah Batu Gilang.

Keberadaan Batu Gilang yang berada di lereng pegunungan ini menjadi tempat sholat Panembahan Senopati berada di bawah sebuah pohon besar di pinggir sebuah jurang dan disampingnya terdapat dua buah air terjun yang berasal dari atas puncak Kahyangan. 

Editor : Ditya Arnanta

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5 6

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network