Pasalnya, semua klub telah menjalin kontrak dengan pihak sponsor yang ada di kaos klub. Termasuk dengan pihak Marsendes yang juga telah ikut membuat kerjasama dengan klub. Waktu delapan tahun, bukanlah waktu yang sebentar. Sehingga, para sponsor tidak mungkin mau menunggu waktu yang cukup lama.
"Padahal sudah teken kontrak dengan para sponsor juga mengontrak pemain dan pelatih asing.
Lebih menjadi bencana lagi jika Timnas dilarang bertanding. saat ini timnas mulai bangkit, mengambil pemain naturalisasi. Kalau Timnas tidak bisa bertanding, haknya ikut laga dicabut itu lebih bencana lagi,"ungkap Kusumo.
Karena itu, Kusumo meminta agar pemerintah harus ekstra keras mencegah agar FIFA tidak menjatuhkan saksi pada Indonesia. Pasalnya, klub-klub lain termasuk Timnas Indonesia tidak ada hubungannya Tragedi Kanjuruhan Malang.
"Jika sanksi dijatuhkan dan laga bola resmi di Indonesia dihentikan, jelas pemain tak bisa beraktifitas dalam turnamen, ya kasihan. Padahal mereka digaji untuk bermain bola. Mereka tidak salah dan tidak ada hubungannya dengan Tragedi Kanjuruhan Malang. Ibarat kata pepatah, tidak makan nangka tapi kena getahnya. Ini yang harus dicegah pemerintah agar sanksi itu tidak dijatuhkan ke Indonesia,"pungkasnya.***
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait