Terancam Sanksi FIFA, Pengamat Sosial Solo Pertanyakan Nasib Pemain Naturalisasi Hingga Gaji Pemain

Bramantyo
Pengamat sosial Kota Solo pertanyakan nasib pemain naturalisasi dan gaji pemain asing bila Indonesia benar-benar di jatuhkan sanksi FIFA (Foto: MPI)

SOLO, iNewskaranganyar.id - Indonesia bakal terancam sanksi FIFA menyusul tragedi stadion Kanjuruhan menyusul tewasnya ratusan orang suporter.

Bila sanksi itu benar-benar diterima Indonesia, Pengamat sosial kota Solo, Kusumo Putro mempertanyakan nasib pemain naturalisasi hingga gaji para pemain termasuk pelatih asing yang telah dikontrak sejumlah klub tanah air.

"Yang menjadi persoalan bila FIFA benar-benar menjatuhkan sanksi pada Indonesia. Bagaimana nasib para pemain asing yang terlanjur telah di Naturalisasi. Bagimana nasib pemain asing yang ada di tiap-tiap klub. Gaji mereka, siap yang membayar. Apa mau klub membayar yang tidak ada dalam MoU meraka,"papar Kusumo saat berbincang dengan iNewskaranganyar.id, Senin (3/10/2022).

"Apakah klub mau membayar gaji pemian dan pelatih asing. Karena dalam MoU atau kontrak, tidak ada bunyi managemen akan membayar penuh gaji para pemain, bila FIFA membekukan sepakbola Indonesia,"imbuhnya.

Baca Juga

Video Detik-detik Kerusuhan Pasca Laga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang


Pengamat Sosial BRM Kusumo Putro (Foto: iNewskaranganyar.id/Bramantyo)

Ia menambahkan tak hanya persoalan itu saja yang bakal dihadapi bila FIFA benar-benar menjatuhkan sanksi larangan selama 8 tahun pada Indonesia untuk menggelar pertandingan liga, baik liga 1, liga 2 dan liga 3.

Pasalnya, semua klub telah menjalin kontrak dengan pihak sponsor yang ada di kaos klub. Termasuk dengan pihak Marsendes yang juga telah ikut membuat kerjasama dengan klub. Waktu delapan tahun, bukanlah waktu yang sebentar. Sehingga, para sponsor tidak mungkin mau menunggu waktu yang cukup lama.

"Padahal sudah teken kontrak dengan para sponsor juga mengontrak pemain dan pelatih asing. 

Lebih menjadi bencana lagi jika Timnas dilarang bertanding. saat ini timnas mulai bangkit, mengambil pemain naturalisasi. Kalau Timnas tidak bisa bertanding, haknya ikut laga dicabut itu lebih bencana lagi,"ungkap Kusumo.

Karena itu, Kusumo meminta agar pemerintah harus ekstra keras mencegah agar FIFA tidak menjatuhkan saksi pada Indonesia. Pasalnya, klub-klub lain termasuk Timnas Indonesia tidak ada hubungannya Tragedi Kanjuruhan Malang.

"Jika sanksi dijatuhkan dan laga bola resmi di Indonesia dihentikan, jelas pemain tak bisa beraktifitas dalam turnamen, ya kasihan. Padahal mereka digaji untuk bermain bola. Mereka tidak salah dan tidak ada hubungannya dengan Tragedi Kanjuruhan Malang. Ibarat kata pepatah, tidak makan nangka tapi kena getahnya. Ini yang harus dicegah pemerintah agar sanksi itu tidak dijatuhkan ke Indonesia,"pungkasnya.***

Editor : Ditya Arnanta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network