KARANGANYAR, iNews.id - Saluran air kuno di lokasi Proyek MRT CP203 Glodok-Kota yang ditemukan itu ternyata peninggalan dari abad ke 18. Saluran air kuno itu berbahan terakota (tembikar) dan memiliki 400 meter.
"Ini adalah salah satu yang krusial, kita menemukan satu struktur sepanjang 400 meter dan itu dari abad 18 yang tidak ditemukan di tempat mana pun juga di kota lain di Indonesia," ujar arkeolog senior Prof Junus Satrio Atmodjo, di lokasi proyek MRT, Glodok, Jakarta Barat, Selasa (20/9/2022).
Junus menyebut pihak MRT memberikan keleluasaan kepadanya untuk menghimpun data sebanyak mungkin. Dia juga melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak. Benda bersejarah atau artefak itu akan diserahkan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Kebudayaan (Disbud) yang memiliki kewenangan.
"Kalau artefak kita serahkan semua kepada DKI, ownernya DKI (Disbud) bukan MRT, itu kan projectnya MRT juga bagian dari DKI. Jadi kita harus kepada institusi yang berwenang, siapa itu, Dinas Kebudayaan," ujar Junus.
Junus menuturkan pipa saluran itu dibangun cukup lama di masa kolonial. Hal itu karena batu batanya harus didatangkan langsung dari Belanda. "Jadi prosesnya lama karena batu batanya didatangkan dari Belanda," ucap Junus.
Berita ini sebelumnya telah tayang di iNews.id dengan judul "Saluran Air yang Ditemukan di Proyek MRT Ternyata dari Abad ke-18 "
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait