Kenapa bisa dinamakan Kerek, menurut cerita yang berkembang saat ada perahu yang melewati aliran bengawan Solo di wilayah tersebut harus dikerek atau dituntun.
Menariknya di daerah Kerek ada kedung yang dianggap keramat. Kedung itu sebagaimana dikutip dari "Bunga Rampai Sejarah Bojonegoro" yang ditulis R Soeparmo bernama Maya.
Banyak perahu yang konon mendapat kesulitan karena berada di tikungan dan arus airnya cukup deras. Konon, di dalam kedung ada seorang putri yang tenggelam bernama Dewi Maya.
Dia merupakan putri dari salah satu pejabat setempat bernama Ki Ageng Kuwung di masa Kerajaan Pajang. Pada suatu hari sang penguasa wilayah itu tengah berjalan-jalan di Kuwung yang berbatasan langsung dengan Sungai Bengawan Solo.
Tiba-tiba ia mengetahui ada seorang anak yang terseret arus dan tersangkut di sebuah pepohonan. Dia lantas segera memberi pertolongan.
Anak itu lantas diangkat menjadi anak dan diberi nama Djaka Sangsang, yang notabene merupakan anak dari seorang janda di Jambe yang sangat cantik.
Singkat cerita, Djaka Sangsang bertemu dengan Dewi Maya yang merupakan anak kandung dari Djaka Sangsang.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait