get app
inews
Aa Text
Read Next : Mesin Politik Kembali Dihidupkan, Tani Merdeka Menargetkan Kemenangan Rober-Adhe & Luthfi Taj Yasin

Candi Lereng Lawu yang Sering Berbalut Kabut, Bikin Jatuh Hati Pasangan Artis Ini

Minggu, 05 Juni 2022 | 10:30 WIB
header img
Asmiranda tersenyum bahagia saat berwisata bersama suami dan buah hati ke Candi Cetho pada 20 November 2021 lalu (Foto: Instagram)

KARANGANYAR, iNews.id - Gunung Lawu memang memiliki pesona alam yang menarik. Indah dan udara sejuk segar tetapi juga memiliki pemandangan sangat indah.

Bahkan keindahan candi eksotik ini  Candi yang sangat eksotik dan seringkali diselimuti kabut kabut tebal yang turun dengan tiba-tiba ini ternyata menarik perhatian artis cantik Asmirandah. 

Dari unggah di media sosialnya Asmirandah terlihat mengunjungi Tawangmangu dan Candi Cetho.

Dari postingan akunnya, pada 20 November 2021 lalu, @asmirandah89 terlihat mengunggah foto dirinya bersama suaminya Jonas Rivanno dan putrinya Chloe Emmanuelle van Wattimena sedang berada di candi Cetho, Gumeng Jenawi Karanganyar.

Asmirandah dan keluarga terlihat menikmati suasana sunyi kawasan candi Cetho yang dingin dan berkabut. Asmirandah juga memposting 4 foto saat berada di Candi yang terletak di ketinggian hampir 1500 mdpl.

"Serunya bisa jalan-jalan sama Chloe yang sekarang sedang hobi jalan.. Agak encok sih tapi heppiiiii banget.. Thank you papa," tulis Asmirandah di caption foto tersebut.

Postingan Asmirandah yang berwisata ke kawasan Candi Cetho Karanganyar mendapat like dari 113.357 pengguna Instagram.

Diketahui, Candi Cetho termasuk candi Hindu yang terletak di lereng barat Gunung Lawu, di Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. 


asmiranda ajak anak dan suami berlibur ke Candi Cetho pada 20 November 2021 lalu (Foto: isntagram)

Di sekitar kompleks candi ini juga ada candi kecil yang juga masih satu rangkaian dengan candi Cetho, yakni candi Kethek. Candi Kethek terletak 300 meter di samping candi utama. Yang juga merupakan peninggalan raja Majapahit pungkasan (terakhir) yakni Prabu Brawijaya V.

Menurut Mbah Po,  warga desa Ngargoyoso menerangkan asal nama candi tersebut. Nama Cetho diambil dari nama dusun tempat situs candi ini yakni dusun Cetho. Dalam bahasa jawa  cetho berarti nampak jelas.

"Sebab dari dusun Cetho sangat jelas Gunung Lawu, Gunung Merbabu, Gunung Merapi, kadang kalau cuaca cerah  nampak puncak Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing," ujarnya. 

Candi Cetho berbentuk teras atau punden bertingkat yang saat ini tinggal 9 teras, berdiri  tinggi memanjang dan mengerucut. Berdasarkan inskripsi (tulisan pada batu) yang ada di dinding gapura batu dengan aksara Jawa Kuna berbahasa Jawa Kuna  di bangun pada tahun  1397 Saka atau 1475 Masehi.

Dan candi ini dibangun berfungsi untuk  untuk menyucikan diri (ruwat) atau membebaskan dari kutukan. Batuan candi terbuat dari   batu andesit dengan relief yang sangat sederhana sekali.

Terdapat juga bangunan pendapa yang ada di kanan kiri gapura candi yang sampai saat ini masih digunakan sebagai tempat upacara keagamaan bagi umat hindu. 

Di bagian puncak bangunan utama berbentuk trapesium berada di teras paling atas.

Sebuah bangunan utama berupa ruangan tanpa atap berdinding batu dengan tinggi kurang lebih 2 meter. Dari sini terlihat bangunan-bangunan lain di Candi Cetho yang terlihat dengan sangat jelas.

Editor : Ditya Arnanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut