KARANGANYAR,iNews.id - Misteri Gunung Lawu bukan sudah bukan rahasia lagi. Gunung yang memisahkan dua provinsi, Jawa Tengah dan Jawa Timur serta tiga Kabupaten yaitu, Kabupaten Karanganyar, Ngawi dan Magetan ini memang sudah terkenal keangkerannya.
Meski Gunung yang dahulu bernama Wukirmahendra ini sudah terkenal dengan keangkerannya, namun tak menyurutkan para pendaki untuk menaklukan satu-satunya Gunung yang memiliki tiga puncak ini.
Kali ini kisah misteri pendakian ke Gunung Lawu dibagikan oleh tiga orang pemuda asal Jakarta melalui chanel Youtube Sumur Adi Wijaya pada Selasa 1 Februari 2022. Ketiga pemuda asal Jakarta itu adalah Ryan, Adi dan Putra.
Ketigannya memang senang berpetualangan mendaki Gunung. Dan kali ini, ketigannya sepakat naik ke Gunung yang memiliki ketinggian 3.265 MDPL.
Setelah menentukan hari keberangkatan ke puncak Gunung Lawu, ketigannya sepakat naik kereta api dan bertemu di stasiun Pasar Senin.
Salah satu pendaki bernama Ryan biasannya selalu memiliki kebiasaan selalu membeli buah-buahan untuk bekal naik kepuncak. Ryan beranggapan, buah-buahan bisa sebagai pengganti air minum bila haus.
Namun karena mereka datang di stasiun kereta terlambat, Ryan pun tak jadi membeli buah-buahan dan memilih langsung naik kedalam kereta. Didalam kereta, ketigannya saling bercerita tentang pengalaman mereka naik ke puncak Gunung.
Sampai akhirnya karena kecapean, ketigannya tertidur pulas. Dalam tidurnya, ketiganya bermimpi sangat aneh dan mengerikan. Andi bermimpi ada sebuah kabut yang mengelilingi Ryan sampai akhirnya Ryan menghilang kedalam kabut.
Begitu pula Ryan bermimpi kalau dirinya melihat Putra dililit akar pohon yang sangat besar. Dan Putra bermimpi bila dirinya melihat seluruh tubuh Andi dipenuhi dengan lintah.
Kendati ketigannya bermimpi sangat buruk dan mengerikan, namun mereka bertiga tidak menceritakan apa yang mereka mimpikan dalam tidur setibannya di stasiun Solo Jebres. Mereka beranggapan, kalau mimpi hanyalah sekedar bungannya orang tidur.
Setibannya di stasiun Solo Jebres, ketiga pemuda ini pun mampir ke kedai kopi sambil minum mobil menunggu mobil carteran yang membawa mereka ke Gunung Lawu tiba.
Saat menunggu, salah satu pendaki bernama Ryan pamit hendak ke kamar kecil untuk buang air. Saat keluar dari kamar mandi, Ryan berpapasan dengan seorang Nenek. Nenek itu menawari buah pada Ryan.
Sebenarnya Ryan ingin membeli buah yang ditawarkan sebagai bekal untuk naik ke puncak Gunung Lawu. Namun Karena uang yang dia bawa ditaruh di warung kopi, Ryan batal dan menolak membeli buah yang ditawarkan nenek itu padannya.
Nenek penjual itu tersenyum. Dan sebelum pergi nenek itu mengatakan sesuatu pada Ryan. "Awakmu bakal jemput salak Iki" dan kemudian nenek itu menghilang.
Ryan tidak begitu memperdulikan ucapan nenek tersebut. Karena dia menganggap nenek itu pedagang yang biasa berjualan di stasiun Solo Jebres. Ryanpun kembali ke warung dimana mereka menunggu mobil carteran.
Akhirnya mobil carteran pun tiba. Mereka bertiga naik dan berangkat menuju ke pintu pendakian puncak Gunung Lawu melalui jalur Candi Cetho. Gunung Lawu, selain memiliki tiga punyak, yaitu Hargodalem, Hargo Dumiling dan puncak tertinggi yaitu Hargo Dumilah, juga memiliki lima pos pendakian ke puncak Gunung Lawu.
Kelima pos pendakian ke puncak Gunung Lawu itu adalah, Cemorokandang, Cemorosewu, Candi Cetho, Jogorogo dan Singolangu. Singkat cerita, merekapun tiba di pos pendakian Candi Cetho sekira pukul 9.00 WIB.
Setibannya di candi Cetho, mereka tidak langsung naik ke puncak. Ketigannya sepakat tidur terlebih dahulu di posko pendakian. Baru sekira pukul 14.00 mereka pun berangkat naik ke puncak Gunung Lawu.
Perjalanan ketigannya dimulai dari Candi Cetho, Candi Kethek, pos 1, Pos 2, dan sampailah mereka di pos 3 berjalan lancar tanpa hambatan. Di pos 3, mereka bertemu dengan pendaki lain yang tengah bermalam. Sambil menyeduh kopi yang airnya diambil dari sebuah paralon, Ryan melihat di rombongan pendaki itu lagi makan buah.
Saat melihat pendaki makan buah Ryan berucap "nyesel aku tadi tidak beli buah" ucapnya. Mendengar ucapan Ryan, kedua temannya meminta dia tidak memikirkan buah dan fokus pada jalur pendakian.
Setelah cukup beristirahat dan sholat Maghrib, mereka pun berjalan menuju dan pos 4 dan akhirnya jam 21.00 WIB mereka tiba di pos 5 yang biasa disebut bulak peperangan. Bulak peperangan ini merupakan area padang rumput yang luas.
Semula teman mereka bernama Adi hendak mendirikan mendirikan tenda. Namun permintaan itu ditolak oleh Ryan. Ryan menyarankan untuk bermalam di bulak peperangan. karena dilokasi itu, selain tempatnya luas, dan sangat jarang pendaki yang bermalam di lokasi bulak peperangan.
Akhirnya kedua teman Ryan sepakat terhadap pilihan Ryan. Namun sebelum beranjak mereka sholat isya terlebih dahulu. Ryan menolak untuk sholat dan lebih memilih minum kopi sambil menghisap rokok.
Usai sholat, keduanya kaget melihat Ryan tengah memegang buah salak. Kemudian mereka bertanya dari mana salak itu didapat.
Ryan menjawab kalau buah salak itu didapat dari rombongan yang mereka temui. Namun Adi dan Putra tidak percaya sama ucapan Ryan. Akhirnya perdebatan buah salak yang didapat Ryan tidak mereka teruskan.
Ketigannya memilih untuk tetap kompak dan melanjutkan kembali perjalanan menuju Bupakan Menjangan. Setibannya di Bupakan menjangan, mereka pun segera mendirikan tenda.
Namun rupannya anggapan Ryan bila di bulak peperangan sangat jarang ada pendaki, rupannya keliru. Di lokasi itu ada empat tenda milik pendaki yang sudah terlebih dahulu berdiri. Setelah tenda selesai, mereka pun langsung memilih untuk beristirahat. Tepat jam 23.00 WIB, Ryan terbangun karena mendengar suara ribut diluar tenda.
Ryan menduga ada tim rescue yang tengah mengevakuasi pendaki melintas. Ryan berusaha membangunkan kedua temannya. Namun kedua rekannya itu tidak bangun. Karena penasaran, Ryan keluar tenda.
Saat keluar tenda, Ryan melihat ada api unggun dan orang lalu lalang. Setelah diperhatikan seperti pasar dengan berbagai macam dagangan. Dan disaat tengah memperhatikan orang berjualan, Ryan terkejut saat melihat nenek yang menawari dirinya buah di stasiun Solo Jebres ada disitu.
Dan saat melihat Ryan, nenek itu memberikan salak pada Ryan. Saat memberi salak, nenek itu berkata kembali seperti apa yang diucapkan di stasiun. Begitu salak diterima oleh Ryan, dan salah itu hendak dimakan, tiba-tiba api itu mati dan berganti menjadi obor yang sangat banyak. Dan saat itu juga, para pedagang menatap tajam ke arah Ryan.
Karena takut, Ryan pun membuang salak dan berjalan mundur ke dalam tenda. Saat hendak sampai di tenda, tiba-tiba wajah pedagang itu berubah menyeramkan. Ada yang lidahnya panjang, matanya melotot dan ada yang menenteng kepala. (Bersambung)
Editor : Ditya Arnanta