KARANGANYAR, iNews.id - Pemerintah berencana menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax.
Rencananya harga baru Pertamax yang telah mendapatkan dukungan dari Komisi VI DPR ini mencapai Rp 16 ribu perliter.
Dan mulai diberlakukan 1 April. Harga itu jauh Lebih tinggi dari harga Pertamax saat ini Rp 9.000.
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan mengatakan pihaknya bisa memaklumi kenaikan harga ini dilatarbelakangi harga minyak dunia yang berada di atas US$100 per barel. Akibat Dampak dari adanya perang Rusia - Ukraina.
Sebelumnya Zulkifli Hasan mengaku pihaknya pernah menyampaikan akan ada efek dari perang Rusia-Ukraina.
"Begini, memang sudah pernah saya katakan, ada konsekuensi perang rusia"papar Zulkifli Hasan disela silahturahmi dengan pengurus Muhammadiyah Karanganyar, Kamis (31/3/2022).
Akhirnya kekhawatiran dirinya terbukti. Saat ini harga minyak dunia semakin naik, pastinya naiknya harga tersebut mempengaruhi harga di dalam negeri.
"Lihat sekarang harga minyak sudah naik 2 kali lipat. Minyak naik 1 dollar, subsidi Pertamina 1,5 triliun. Ini sudah gak karu-karuan,"imbuh Zulkifli Hasan yang juga Ketua Umum DPP PAN.
Dan bila Pertamina terus menerus mensubsidi harga minyak agar tak melonjak, dipastikan bulan Juni ini uang milik Pertamina bisa habis.
"Kalau Pertamina terus menerus memberikan subsidi, Juni bisa habis uangnya,"terangnya.
Zulkifli mempersilahkan bila harga BBM hendak dinaikan. Hanya saja dirinya meminta agar kenaikan harga BBM dilakukan sehabis Idul Fitri.
"Silahkan naik, tapi jangan sebelum puasa (naiknya). Cuma saya minta kepada pemerintah jangan (naik) sebelum Lebaran. Kalau bisa habis lebaran,"pinta Zulkifli.
Terpisah Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Karanganyar, Muh Samsuri sebut kehadiran Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Zulkifli Hasan yang sekaligus Ketua Umum PAN untuk menjalin silaturahmi dengan jajaran PDM Karanganyar.
"Agenda sekedar silaturahmi dan menjalin komunikasi bersama jajaran pimpinan wilayah Muhammadiyah Karanganyar. Biasa seperti parpol lainnya. Namun yang dari DPP, ya baru PAN ini,"jelasnya.
Editor : Bramantyo