get app
inews
Aa Text
Read Next : Kece Abis! Ramadan Seru di Anaya Azana dengan Moroccan Middle Eastern Festive

Lawu Terkoyak, Investasi Vs Bencana, Pertaruhan Nasib Jawa Mencuat Saat Ngobrol Bareng Gubernur 

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:38 WIB
header img
Lawu Terkoyak, Investasi Vs Bencana, Pertaruhan Nasib Jawa Mencuat Saat Ngobrol Bareng Gubernur (Foto: iNewskaranganyar.id/Muhammad Bramantyo)

KARANGANYAR, iNewskaranganyar.id - Gunung Lawu, benteng terakhir ekosistem Jawa, kini dalam kondisi darurat. 

Eksploitasi pariwisata yang tak terkendali telah mencapai titik kritis, mengancam kelestarian alam dan memicu potensi bencana yang dahsyat.

Dalam forum "Ngobrol Bareng Pak Luthfi (Ngopfi)", Aan Shopuanudin, Koordinator Relawan Jaga Lawu, menyampaikan peringatan keras.

"Lawu sedang sekarat. Pembangunan wisata yang liar telah merusak sumber air dan ekosistem. Jika tidak segera dihentikan, bencana besar akan terjadi," tegasnya.

Proyek Geothermal, yang ditolak mentah-mentah oleh masyarakat, kembali diungkit, memicu kemarahan dan kekhawatiran. 

"Ini bukan lagi soal 'jika', tapi 'kapan' bencana itu akan datang. Pemerintah bermain api dengan Lawu," kata Aan.

Alih fungsi lahan kebun teh di Kemuning menjadi kawasan wisata juga menjadi sorotan tajam.

"Setiap hari, Lawu kehilangan paru-parunya. Pemerintah seolah membiarkan ini terjadi," kritik Aan dengan nada putus asa.

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, berjanji akan menindaklanjuti, namun janji orang nomer satu di Jawa Tengah itu mendapatkan tanggapan skeptis masyarakat. 

"Janji tanpa tindakan nyata sama saja dengan membiarkan Lawu mati perlahan," ujar seorang warga dengan nada sinis.

"Rumah Berdaya" yang diinisiasi Luthfi dinilai tidak relevan dengan kondisi darurat Lawu. "Kami tidak butuh 'Rumah Berdaya' saat Lawu terancam hancur. Kami butuh tindakan nyata untuk menghentikan eksploitasi," tegas Aan.

Masyarakat menuntut pertanggungjawaban pemerintah. 

"Siapa yang akan bertanggung jawab jika bencana terjadi? Siapa yang akan mengganti kerugian yang kami alami?" tanya seorang ibu dengan mata berkaca-kaca.

Lawu, dengan segala keindahannya, kini berada di ujung tanduk. Waktu terus berjalan, dan setiap detik yang terlewat membawa Lawu semakin dekat dengan kehancuran.

Akankah pemerintah bertindak sebelum terlambat? Atau akankah Lawu menjadi saksi bisu dari kelalaian dan keserakahan manusia? ***

 

Editor : Ditya Arnanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut