KARANGANYAR, iNewskaranganyar. id - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyatakan keluar dari Koalisi Kebersamaan yang dibentuk dengan dua partai lainnya yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Dengan Keluarnya PKB dari Koalisi kebersamaan maka poros tengah yang diharapkan ada di Pilkada Karanganyar gagal terwujud..
Sekertaris PKB Offi Hartanto mengatakan keputusan PKB keluar dari Koalisi Kebersamaan dikarenakan hingga saat ini Koalisi itu belum ada keputusan apapun menyangkut siapa kandidat Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati. Sebaliknya, PKB tak melihat sama sekali adanya pergerakan yang signifikan dari Koalisi kebersamaan itu untuk mengusung calon bupati wakil bupati. Karena itulah, PKB secara tegas telah mengambil sikap keluar dari koalisi.
"Kami (PKB) memutuskan keluar dari Koalisi. Karena kami tak melihat adanya pergerakan sama sekali di Koalisi kebersamaan. Padahal pendaftaran calon kepala daerah ke KPU sebentar lagi. Dan dua kader PKB yang maju pada Pilbup tak segera diusung," jelas Offi pada iNewskaranganyar. id, Rabu (3/7/2024).
Karena tak mau hanya jadi penonton saat Pilkada nanti, PKB memutuskan keluar dan condong memilih merapat ke PDIP.
Ia mengatakan keputusan PKB merapat ke PDIP dikarenakan dua kadernya yakni Sulaiman Rosod dan Tony Hatmoko resmi mendaftar sebagai Bacawabup di partai besutan Megawati Soekarnoputri.
Selain itu, antara PKB dan PDIP telah menandatangani MoU. Atas dasar adanya kejelasan kerjasama itulah, PKB mengambil sikap siap satu perahu dengan PDIP di Pilkada nanti.
"Antara PKB dan PDIP itu kerjasama politiknya sudah jelas. Kedua partai telah menandatangani MoU bersama. Sebagai partai politik, jelas kami membutuhkan kejelasan. Dan di koalisi Kebersamaan, enggak ada perkembangan sama sekali," terang offi.
Ia berharap dari dua kader PKB ada yang terpilih maju di Pilkada. Namun kalaupun nantinya rekomendasi dari DPP PDIP, dua kader PKB tidak terpilih, partai besutan Muhaimin Iskandar tidak mempermasalahkannya. Dan tetap pada komitmen yang telah disepakati bersama.
Ketua Tim Penjaringan Cabup Cawabup PKB, Tiara Puspitasari mengatakan belum ada komitmen apapun yang disepakati di Koalisi Kebersamaan. Sehingga, PKB merasa tak perlu pamit secara administratif di koalisi itu.
"Kita tinggalkan koalisi kebersamaan karena ingin tetap solid dengan PDI Perjuangan. Dulu kita ngikut ke koalisi kebersamaan agar kader kita, yakni Sulaiman Rosjid dan Toni Hatmoko diusung jadi calon. Eh malah enggak," katanya.
Ketua Dewan Syuro DPC PKB Karanganyar, Muh Irsyam mengatakan, mendukung parpol manapun asalkan mampu mengusung Sulaiman Rosjid atau Toni Hatmoko di pencalonan kepala daerah.
"Siapapun yang bawa (kader) PKB jadi wabup, akan saya bela," singkatnya.
Dan ketegasan ini sekaligus membantah bila PKB bakal merapat ke Partai Golkar. Pasalnya, parta Golkar sendiri sudah memiliki format koalisi bersama Demokrat yang mengusung Ilyas Akbar Almadani (Ketua DPD II Golkar Karanganyar) bersanding dengan cawabup Tri Haryadi (Ketua DPC Demokrat Karanganyar).
" Ilyas-Tri Haryadi sepertinya sudah enggak bisa diubah. Maka, Toni atau Sulaiman harus bisa maju jadi wakil mendampingi calon bupati dari PDIP," katanya.
Penegasan serupa juga diutarakan Sekertaris Dewan Syuro DPC PKB Karanganyar Tony Hatnoko. Tony mengatakan tidak benar bila ada yang menyebut bila partainya bakal merapat ke Partai Golkar.
“Kami hanya komitmen dan tetap bekerjasama dengan PDI Perjuangan,” terangnya.
Sebelumnya, tiga partai menengah, PKS, PKB dan PAN sepak membentuk membentuk koalisi yang diberi nama Koalisi Kebersamaan.
Ketiga partai ini, sebelumnya sepakat akan mengajukan pasangan calon bupati dan wakil bupati, dalam kontestasi Pilkada yang akan beelangsung tanggal 27 November 2024 mendatang. Namun hingga kini, belum ada satu pasangan yang mengerucut.***
Editor : Ditya Arnanta