KARANGANYAR, iNewskaranganyar.id - Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Tirta Lawu Karanganyar Prihanto menceritakan perjalanan hidupnya hingga akhirnya dipercaya mengelola Perusahaan Air Minum saat Safari Ramadhan di unit kerja PUDAM Tirta Lawu Jaten.
Ia tak menyangka bertemu teman lama Harga Satata yang saat ini menjabat sebagai Kepala Desa Jaten saat Safari Ramadhan.
Ia menceritakan antara dirinya dan Kades Jaten Harga Satata sudah kenal sejak lama. Saat itu, baik dirinya dan Harga Satata masih belum seperti saat ini. Dimana dulunya Harga Satata adalah seorang pemborong.
Namun putaran roda nasib berkata lain. Berkat perjuangan akhirnya mereka berdua kini dipertemukan dalam posisi berbeda. Dimana Harga Satata menjadi seorang Kepala Desa dan dirinya menjadi Direktur Utama PUDAM Tirta Lawu.
"Artinya apa, bisa dibilang dia (Harga Satata) orang bejo (beruntung). Sama dengan saya, saya adalah orang yang bejo dan beruntung,"papar Prihanto pada iNewskaranganyar.id, Jumat (22/3/2024).
Ia mengatakan dari semua itu bisa diambil kesimpulan, keberuntungan itu bisa dicari. Keberuntungan berbeda dengan instan. Dimana, semuanya didapat tak memalui perjuangan, namun keberuntungan didapat dengan cara instan atau pemberian.
Agar bisa mendapatkan keberuntungan, ungkap Prihanto bisa didapat dengan cara berpikir positif. Pasalnya, dengan berpikir positif maka energi positif akan masuk kedalam tubuh.
"Sebenarnya keberuntungan itu bisa dicari. Karena keberuntungan itu adalah kesempatan bertemu dengan kesiapan. Tadi saya sampaikan, salah satu cara supaya kamu beruntung maka berpikir positif. Karena kalau berpikir positif maka energi positif itu masuk kedalam tubuh kita,"jelasnya.
"Bejo itukan akan melalui proses bukan instan. Yang instan itu yang tidak baik.Yang instan itukan hanya mi goreng itu saja,"imbuh Prihanto sambil tertawa.
Karena itulah, dirinya meminta pada semua karyawan PUDAM untuk kerja keras dan jangan mengharapkan sesuatu yang instan. Salah satu cara yang bisa dilakukan diantaranya tetap menjalin silahturahmi dengan warga masyarakat sekitar unit kerja berada.
Ia mengibaratkan silahturahmi itu seperti orang yang menyebar jaring yang lebar. Dengan menebar jaring yang lebar, maka ikan yang didapat akan banyak.
"Silahturahmi seperti ini kita menjaring semuannya, ombo, maka ikan yang kemungkinan didapat bisa semakin banyak. Satu, dua mungkin bisa didapat. Dan kalau ada keluhan pelanggan bisa langsung diterima,"ungkapnya.
Dari semua itu, ungkap Prihanto, yang paling penting adalah intropeksi diri. Dia mengibaratkan sebuah pakaian yang dikenakan.
Apakah pakaian yang dikenaikan itu sudah sesuai dengan tubuh atau tidak. Bila tak sesuai, bukannya kenyamanan yang didapat, malah sebaliknya jadi tontonan masyarakat.
"Ketiga, orang beruntung harus menjaga intropeksi diri. Mengukur, sambil bertanya pada diri sendiri, sudah pantaskah kita ini menduduki posisi itu, karena ini kaitannya bejo. Sekali lagi, Bejo itukan akan melalui proses bukan instan, yang instan itu yang tidak baik,"tegasnya.
Karena itulah dirinya memilih menggelar Safari Ramadhan di wilayah Jaten. Pasalnya ada filosofi yang cukup mulia terkandung didalamnya. Dirinya menginginkan semua karyawan PUDAM untuk selalu ingat. Ingat pada sang Pencipta serta ingat terhadap tugas dan kewajibannya sebagai karyawan PUDAM.
"Terakhir,saya berharap semua yang hadir disini ini, bejo kabeh beruntung kabeh didunia dan akherat. Dan seperti filosofi Jaten, ben do titen karo PDAM dan juga pada Dirut PUDAM nya.,"ungkapnya.
Sementara itu dalam Safari Ramadhan yang dihadiri warga Jaten, sebanyak 100 paket sembako berisi kebutuhan pangan dibagikan warga Jaten. Warga terlihat senang saat menerima paket sembako, khusunya beras.***
Editor : Ditya Arnanta