SUBANG, iNewskaranganyar.id - Nama Gunung Subang masih asing terdengar ditelinga masyarakat.
Dibandingkan gunung lainnya di Jawa Barat, gunung yang memiliki ketinggian hanya 1.206 meter dpl ini masih kalah pamor dibandingkan Gunung Salak, Galunggung, Ceremai, Cakrabirawa.
Gunung Subang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Barat dengan Provinsi Jawa Tengah.
Gunung Subang merupakan salah satu puncak atau titik tertinggi di jajaran Pegunungan Pojoktiga-Lio yang membentang dari selatan Kabupaten Kuningan hingga Kabupaten Brebes di Jawa Tengah.
Gunung Subang secara administrasi berada di perbatasan Desa Legokherang, Kecamatan Cilebak, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dengan Desa Cijeruk, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Sungai yang berhulu di Gunung Subang yaitu Sungai Cisubang dan Sungai Citajakembang. Puncak Gunung Subang mudah dijangkau dari Desa Legokherang.
Di bagian puncak Gunung Subang dengan ketinggian sekitar 1210 meter di atas permukaan laut terdapat dua kelompok tinggalan tradisi budaya megalitik, yaitu situs Batu Situmpang dan situs Batu Wayang.
Tinggalan tersebut terletak dibagian pendataran bagian puncak gunung, yaitu sekitar monumen Trianggulasi yang dibuat pada masa pemerintahan Belanda pada tahun 1922.
Meski kalah populer dengan gunung lainnya, gunung Subang inipun diselimuti misteri yang tak bisa ditangkap dengan nalar.
Gunung ini termasuk salah satu gunung yang menjadi favorit para pendaki. Bagi pendaki yang sudah sering naik ke Gunung Subang, tentu tak asing lagi dengan fenomena gaib yang menyelimuti gunung Subang.
Tapi bagi yang belum pernah naik ke gunung Subang, harap berhati-hati dengan kabut yang mendadak turun. Kabut misteri ini membatasi jarak pandang penglihatan.
Bila kabut misteri sudah muncul, idealnya jangan nekat naik kepuncak lebih baik berhenti dan dirikan tenda di lapangan, sampai kabut menghilang.
Kabut ini juga yang menjadi penyebab banyak pendaki hilang arah yang akhirnya nyasar atau tersesat di gunung. Biar nggak kejadian peristiwa nyasar, lo harus tahu dulu nih yang harus dilakukan. Pendaki pemula wajib tahu ya.
Tetap tenang kalau tersesat, jangan sampai panik. Ingat, Kalian harus tetap tenang dan sebisa mungkin kembali ke titik awal. Jadi titik awal keberangkatan sebelum tersesat harus benar-benar diingat.
Bila sudah gelap atau malam, carilah ruang terbuka buat istirahat. Tempat terbuka dan datar lebih aman buat tempat menginap.***
Editor : Ditya Arnanta