Deretan Kelemahan Orang yang Memakai Susuk, Apa Saja?

JAKARTA, iNewskaranganyar.id - Tidak sedikit orang yang menggunakan susuk termasuk para artis.

Karena mereka harus tampil menarik setiap saat. Ada cara seperti operasi plastik, tidak harus bepergian ke luar negeri, di Indonesia juga banyak dokter untuk operasi plastik.

Namun banyak yang lebih memilih susuk sebagai daya pemikat namun tetap ada kelemahan orang yang memakai susuk tersebut.

Meskipun susuk berbau mistis, nyatanya tidak sedikit selebritis yang mempercayai fungsi susuk. Susuk dikenal dapat membuat lebih mempesona dan sebagai daya tarik.

Tapi dibalik fungsi yang banyak diminati para penggunanya, susuk juga memiliki dampak yang tidak baik dan sangat mengerikan. 

Dilansir dari beberapa sumber, berikut merupakan 5 kelemahan orang yang memakai susuk.

1. Dipenuhi Pikiran Negatif

Kelemahan pertama yang dimiliki oleh pengguna susuk yaitu pikiran yang dipenuhi oleh hal-hal negatif, memiliki pikiran yang buruk, dan suka berprasangka buruk dapat berdampak tidak baik bagi tubuh kita. 

Seseorang yang dipenuhi pikiran yang buruk maka energi susuknya dapat terbentur dengan energi negatif yang ada dalam dirinya. Hal itu akan menghambat pancaran energi dan membuatnya tidak maksimal. Bahkan susuk yang digunakan pun tidak akan memberikan manfaat apapun kepada kamu. 

2. Keyakinan yang Berkurang

Kelemahan orang yang memakai susuk berikutnya yaitu dapat mengurangi keyakinan bagi orang yang memakai susuk. Jika seseorang sudah memasang susuk kemudian akan merasakan manfaatnya yaitu terlihat lebih mempesona dan cantik. 

Setelah beberapa bulan kamu akan merasa bahwa dirimu sudah tidak cantik lagi. Maka energi susuk yang selama ini sudah terpancar pada dirimu akan meredup.

3. Sengsara Menjelang Ajal

Setiap makhluk yang hidup pasti akan mati. Namun, seseorang yang menggunakan susuk konon katanya dapat mengalami sakaratul maut yang sulit. Sebelum susuk itu dilepaskan terlebih dahulu, dipercaya kalau ruh si pemakai tidak bisa lepas. Hal ini mungkin pernah kalian dengar dalam sebuah cerita. 

Editor : Ditya Arnanta