KUNINGAN, iNewskaranganyar.id - Gunung Tilu salah satu gunung yang ada di Jawa Barat, tepatnya di Desa Jabranti Kecamatan Karangkancana dan Desa Cimara, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan.
Gunung setinggi 1.076 meter dpl ini memisahkan dua Kabupaten di dua provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Tempatnya antara Kuningan dan Brebes. Meski tak setinggi gunung lainnya di Jawa Barat, Gunung Tilo memiliki tiga puncak tertinggi. Karena memiliki tiga puncak itulah, gunung ini dinamakan Gunung Tilu. Tilu yang berarti tiga.
Kawasan ini juga menjadi hulu bagi banyak sungai kecil yang membentuk dua sungai besar di Desa Jabranti dan Desa Cimara, yaitu sungai Citaal dan Cijangkelok. Hutan-hutan di wilayah ini, meski bukan lagi hutan yang belum terjamah, kebanyakan masih berupa hutan alam yang berstatus hutan lindung.
Keanekaragaman hayati yang dikandungnya adalah luar biasa, mengingat bahwa lingkungan di sekitarnya merupakan wilayah pemukiman yang relatif padat. Sebagian areal merupakan kawasan hutan produksi yang ditanami jati dan pinus, bersisian dengan bagian-bagian hutan yang telah dibuka untuk dijadikan kebun atau persawahan. Pengelola kawasan hutan ini adalah Perum Perhutani KPH Kuningan. Gunung Tilu, Kuningan, bukan merupakan gunung berapi atau gunung aktif yang ada di pulau jawa.
Namun dibalik keindahaan alamnya Gunung Tilu memiliki kisah misteri yang diyakini masyarakat yang tinggal di lereng Gunung ini. Konon, Gunung Tilu kerap didatangi mereka yang mengejar kekayaan duniawi.
Dipercaya, Gunung Tilu kerap dijadikan tempat mencari pesugihan. Pasalnya di Gunung Tilu terdapat batu yang bentuknya cukup aneh. Warga menyebut batu tersebut yakni Batu Naga yang letaknya di puncak Gunung Tilu.
Warga mempercayai bila batu tersebut merupakan rumah gaib sang naga penunggu Gunung Tilu. Distulah pencari kekayaan melakukan ritual, melakukan perjanjian dengan penunggu batu tersebut.
Konon, setelah melakukan ritual pesugihan di batu naga, dengan membawa sejumlah macam sesaji, seperti ayam hitam, kambing hitam, dan uang atau lainnya, kekayaan serta kesuksesan seperti yang diinginkan akan tercapai. Setelah mereka membuat kesepakatan dengan mahluk gaib yang dipercaya mampu mewujudkan keinginannya.
Namun dibalik semua itu, banyaknya ritual mencari kekayaan ditempat itu, membuat lokasi disekitar batu naga menjadi rusak. Pasalnya, mereka yang melakukan ritual, menggunakan benda-benda alam atau tumbuh-tumbuhan sebagai bagian dari upacara.
Pesugihan dalam Pandangan Islam
Pesugihan dalam pandangan islam berkaitan erat dengan sihir, dukun dan ilmu gaib, hukum pesugihan dalam Agama Islam bisa disimpulkan sebagai bentuk sirik. Selain itu pesugihan diartikan sebagai perbuatan meminta-minta kepada iblis, jin, setan atau sebangsanya. Maka orang tersebut dosanya tidak akan diampuni karena telah melakukan perbuatan sirik.
Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 48.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia akan mengampuni segala dosa yang selai dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekitukan Allah, sungguh ia telah berbuat dosa yang besar,” (Q.S An-Nisa ayat 48).
Sebagai umat beragama Islam, jangan sekali-kali menyekutukan ALLAH SWT. Tidak ada satu makhluk pun yang bisa disandingkan dengan Allah. Karena sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala adalah satu-satunya Pencipta Langit dan Bumi beserta isinya. ***
Editor : Ditya Arnanta