KARANGANYAR, iNewskaranganyar.id - Sebanyak 25 hektare lahan persawahan di Desa Kalijirak, Tasikmadu, Karanganyar terdampak kekeringan menyusul ditutupnya pintu waduk Delingan. Kondisi ini membuat cemas para petani didesa itu. Mereka takut ancaman gagal panen telah menanti.
Tak hanya petani Desa Kalijirak saja yang terancam kekeringan. Petani di Desa Gedong dan Bejen sejak dua pekan ini pun mengalami nasib serupa. Kondisi itu mendorong para petani dari tiga desa di Karanganyar menggelar aksi demo. Mereka meminta agar pihak Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) untuk membuka pintu air Bendungan Delingan.
Kepala Desa Kalijirak Tri Joko Susilo mengatakan mereka tak punya pilihan selain mendatangi pintu waduk delingan. Bukan untuk membuka paksa pintu waduk, namun mereka meminta agar pihak BBWSBS membuka pintu waduk Delingan.
Langka itu terpaksa mereka tempuh. Pasalnya surat yang mereka layangkan pada Bupati Karanganyar Juliyatmono dan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) untuk membuka pintu air Bendungan Delingan tidak ada respon. Hingga akhirnya petani mendatangi lokasi Bendungan Delingan.
"Lihat saja kondisi tanaman saat ini, sudah mengering dan tanah sawah sudah dalam kondisi pecah sehingga terancam gagal panen," papar Tri Joko pada iNewskaranganyar.id di areal pesawahan Kalijirak, Tasikmadu, Karanganyar, Rabu (30/8/2023).
Ia mengatakan kalaupun harus mengandalkan sumur bawah tanah jelas tidak mungkin bisa mengairi puluhan hektar sawah di Kalijirak. Sumur yang dimiliki itu hanya mampu mengairi sawah dibawah 2 hektar.
"Sumur bawah tanah itu ada. Tapi sumur bawah tanah itu tidak mungkin bisa mengairi sawah di se desa. Sumur itu hanya mampu mengairi sawah seluar 2 hektar saja,"terangnya.
Tri Joko mengatakan, kalau alasan yang dipakai pihak BBWSBS elevasi di waduk mengalami penurunan, alasan itu tidak tepat. Karena elevasi Bendungan Delingan masih diangka 10 meter lebih. Artinya masih memungkinkan untuk pintu air Bendungan Delingan dibuka dan mengalir ke lahan pertanian warga.
"Di mana sesuai rekomendasi BBWSBS, batas elevasi minimal ditetapkan 7,3 meter. Karena itu, kami meminta agar pintu air Bendungan Delingan dibuka kembali,"ujarnya.
Setelah melalui pembahasan cukup alot tadi, akhirnya pihak BBWSBS membuka kembali pintu air dibuka untuk kepentingan tiga wilayah kelurahan Gedong, Bejen dan Kalijirak.
Dia menuturkan, ada sekitar 85 hektare lahan yang selama ini memanfaatkan air irigasi dari Bendungan Delingan. Lahan tersebut digarap oleh lebih dari seratus petani baik itu ditanami palawija dan padi.Hingga kini para petani masih membutuhkan air untuk 50 hari kedepan sampai masa panen tiba.
Sementara itu Kasat Pemeliharaan Bendungan Delingan, Bambang Murwanto mengatakan pintu air ditutup dengan pertimbangan untuk pemeliharaan bendungan.
"Ada beberapa pertimbangan sebelum dilakukan pembukaan pintu air bendungan seperti batas elevasi air guna keamanan waduk dan masih aman,"jelasnya. ***
Editor : Ditya Arnanta