get app
inews
Aa Text
Read Next : Peringatan Kenaikan Tahta Sri Sultan HB X, Keraton Yogyakarta Gelar Labuhan di Puncak Gunung Lawu

Kesal Pengelolaan Sampah Buruk, Warga Selokaton Blokade Jalan Akses Masuk ke TPA Pancuran

Senin, 21 Agustus 2023 | 17:29 WIB
header img
Kesal Pengelolaan Sampah Buruk, Warga Selokaton Blokade Jalan Akses Masuk ke TPA Pancuran (Foto: iNewskaranganyar.id/Bramantyo)

KARANGANYAR, iNewskaranganyar.id - Warga Dusun Pancuran Desa Selokaton, Gondangrejo, Karanganyar memblokade jalan masuk menuju tempat pembuangan sementara (TPS) sampah desa, Senin (21/8/2023).

Pantauan iNewskaranganyar.id, warga memblokir jalan menuju TPS dengan menggunakan bambu tepat diatas jembatan. Dibagian muka pada bambu yang menyilang, warga melarang siapapun membuka pemblokiran akses jalan menuju TPS. Bila ada yang nekat, akan berhadapan dengan warga. 

"Berani Buka Segel Berurusan dengan warga Pancuran" tulis warga yang dipasang dibagian muka bambu. Bahkan untuk memastikan tidak ada yang membuka blokade jalan masuk kearea TPS, warga ini pun melakukan penjagaan. 

Aksi pemblokiran akses jalan masuk menuju TPS yang mereka lakukan sejak pukul 08.00 WIB ini, merupakan puncak dari kemarahan mereka terhadap pemerintah desa yang dinilai abai dalam mengelola sampah.

Sebenarnya lokasi yang saat ini dijadikan TPS itu merupakan areal pemakaman umum. Oleh pemerintah desa, Selama 10 tahun, TPS itu dijadikan TPS khusus Dusun Pancuran.


Tulisan di bagian muka pemblokiran jalan (Foto: iNewskaranganyar.id/Bramantyo)

 

Namun, selama 10 tahun, sampah rumah tangga dari tujuh kebayanan di Dusun Pancuran ini hanya ditumpuk di TPS tersebut setelah diambil buruh angkut sampah. Kemudian, pada malam harinya, sampah-sampah itu bukannya dibuang, malah dibakar oleh buruh angkut sampah.

"Otomatis, asap dari pembakaran sampah yang baunya begitu menyengat masuk kerumah-rumah penduduk. Dampak asap sampah, aroma busuk dan serbuan lalat dirasakan warga di beberapa Rt yakni di Rw IX dan Rw IV. Seperti yang kita lihat, sampahnya sudah memenuhi badan jalan,"papar Fajar salah satu tokoh pemuda Dusun Pancoran.

Akumulasi dari pembiaran sampah menumpuk di TPS itu memicu sejumlah penyakit pada warga Dusun Pancuran. Mulai dari penyakit kulit, pusing, sesak napas dan gangguan pencernaan akibat asap. Kondisi diperparah saat musim penghujan. Selain aroma kurang sedap tercium warga serbuan lalat hijau merebak.

"Blokade ini tidak akan kami buka sebelum ada pertanggungjawaban pihak desa terhadap sampah. Blokade ini supaya angkutan sampah enggak lagi bisa lewat," kata Fajar yang diamini puluhan warga lainnya. 

Asap tipis yang dihasilkan dari pembakaran sampah juga menyesakkan dada. Wahyu, warga yang tinggal paling dekat TPS mengaku anaknya berusia lima bulan dan enam tahun menderita penyakit kulit diduga terpapar asap sampah. Ia juga khawatir kondisi mertuanya memburuk.

Kekesalah warga semakin bertambah kala pihak Desa hanya merespon dengan memasang MMT bertuliskan larangan buang sampah sembarangan yang mereka tancapkan di bantaran sungai. Menurut Fajar, buka pemasangan MMT yang warga inginkan. Warga hanya mengingkan ada aksi nyata dari pihak Desa terhadap persoalan sampah.

Warga, ungkap Fajar, warga menduga pihak Pemdes berbisnis dengan pemulung. Sampah yang bernilai ekonomis dipulung sedangkan limbah lainnya dibakar. 
Kondisi saat ini, kabut asap menyelimuti perkampungan serta mengurangi jarak pandang.

Tak hanya puas berorasi di akses jalan yang mereka blokade, warga Dusun Pancuran ini pun mendatangi Kantor Balai Desa untuk menemui Kepala Desa agar bisa memutuskan jalan keluar.

Bayan Selokaton, Suwarto mengatakan persoalan sampah ini sudah muncul pada saat area pemakaman itu dijadikan TPS. Diri mengakui persoalan sampah memang sulit mencari solusinya.

"TPS dibuka sejak tahun 2014, sampah kian menumpuk. Kita dari pemerintah desa meminta waktu untuk mencari solusi terbaik. Karena tidak mudah juga memilah sampah. Yang masih berguna dipisahkan sedangkan sisanya langsung dibakar," terangnya. 

Saat ini pemerintah desa sedang berupaya mencari solusi terbaik, jika sampah dibuang di TPA Sukosari, biayanya mahal karena harus menyediakan kontener untuk tempat sampah. Terlebih lagi sudah terjadi gunungan sampah dan dari TPA kesulitan untuk mengambilnya. 

"Kita pekerjakan 15 orang untuk memilah sampah. Sampah yang tidak bisa dipilah lantas dibakar oleh mereka," pungkasnya.***

Editor : Ditya Arnanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut