Dari data yang dimiliki Paguyuban Pengusaha Pertashop Jateng DIY, jumlah pengusaha Pertashop di wilayah Soloraya saja ada 240 titik. Jumlah itu tersebar di Kota Solo, Karanganyar, Sukoharjo, Klaten, Klaten, Sragen, Wonogiri dan Boyolali.
"Ada beberapa titik yang memilih gulung tikar lantaran beratnya biaya operasional untuk bisnis Pertashop. Sebenarnya, asal Pertalite tidak dijual bebas di eceran, usaha Pertashop masih bisa jalan. Lah, barang subsidi banyak dijual ditingkat eceran, sebenarnya tidak boleh,"ungkapnya.
Karena itulah, ungkap Gunadi, paguyuban DPC Surakarta ini lahir. Melalui pembentukan organisasi ini, aspirasi dari anggota yakni pengusaha pertashop se Soloraya ini bisa diterima oleh Pertamina juga Pemerintah.
Mereka bukan meminta aturan baru (soal peredaran BBM bersubsidi). Namun para pengusaha ini meminta Pihaknya juga meminta pemerintah dan Pertamina menegakkan aturan mengenai peredaran BBM bersubsidi.
"Banyak pengusaha Pertashop terseok-seok, banyak juga beberapa pengusaha yang menutup usahanya karena untuk operasional sangat berat. Pertashop itu legal, mitra Pertamina. Tapi nyatanya kami seperti dianak tirikan. Buktinya,untuk acara ini saja pihak Pertamina sudah kami undang untuk hadir di Pembentukan paguyuban DPC Surakarta, tapi tak ada satupun dari pihak Pertamina yang hadir,"pungkasnya. ***
Editor : Ditya Arnanta