get app
inews
Aa Text
Read Next : Mesin Politik Kembali Dihidupkan, Tani Merdeka Menargetkan Kemenangan Rober-Adhe & Luthfi Taj Yasin

Candi Baru di Gunung Lawu, Bakal Ungkap Misteri Kehidupan Ribuan Silam di Tanah Jawa

Rabu, 22 Februari 2023 | 18:10 WIB
header img
Misteri adannya candi dilereng Gunung Lawu bakal ungkap kehidupan ribuan tahun di tanah Jawa (Foto: iNewskaranganyar.id/bramantyo)

KARANGANYAR,iNewskaranganyar.id - Gunung Lawu salah satu gunung yang sangat kental dengan nuansa mistisnya. Gunung yang memisahkan antara Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur ini dikenal sebagai pakunya tanah jawa.

Tak heran bila gunung yang memisahkan tiga Kabupaten, Kabupaten Karanganyar di Jawa Tengah, Ngawi dan Magetan di Jawa Timur ini masih menyimpan sejuta misteri yang belum banyak terungkap ditengah era modernisasi. Selain itu gunung Lawu juga memiliki keunikan yang tidak dimiliki gunung-gunung lain.

Gunung Lawu diketahui memiliki banyak bangunan kuno, tidak hanya di bagian lereng Lawu, namun sampai ke puncak Lawu. Beberapa temuan diantaranya  candi Sukuh, candi Cetho, candi Kethek juga candi Planggatan. 

Peneliti menyebut candi Sukuh dan Cetho juga Planggatan tersebut pernah disinggahi Raja Majapahit terakhir, Brawijaya V yang dipercaya 'moksa' (menghilang) di puncak Lawu. 

Banyak sekali peninggalan yang diduga di masa peradapan kuno yang ditemukan di gunung Lawu. Bahkan dimungkinkan berasal dari beberapa era kerjaan besar di tanah Jawa.


Tim Ekspedisi Karanganyar Emergency menemukan adannya candi baru yang mengungkap kehidupan ribuan dilam di tanah Jawa (Foto: Ist)

 

"Hal itu semakin mempertegas jika gunung Lawu dipercaya menjadi pancering  (pakunya) tanah Jawa," jelas Polet salah satu tokoh masyarakat yang paham seluk beluk gunung Lawu. 

Kepada iNewskaranganyar.id, pria yang biasa disapa Mbah Po ini sampaikan banyak sekali peninggalan dari peradaban kuno yang ada di Gunung Lawu. Sebagian sudah diketahui dan sudah dilakukan pemugaran. Seperti Sukuh, Cetho, Planggatan, juga candi Kethek.

"Sudah ada beberapa yang dibuka. Namun masih banyak lagi temuan candi kuno yang belum diekspos," lanjut Mbah Po yang memiliki nama asli Joko Sunarto.  

Dengan ditemani segelas kopi panas dan sebatang rokok Mbah Po berkenan untuk sedikit membuka temuan candi kuno di lereng Lawu yang belum diketahui banyak orang. Candi purba, demikian dia menyebut diberi nama situs 'Cemoro Pogog'.

Ditemukan pada tahun 2012 lalu, dan diyakini sebagai  candi purba  yang lebih tua usianya di dibandingkan dengan candi yang ada di Gunung Lawu. Pasalnya bebatuan candi tersebut tanpa pahatan seperti kebanyakan candi yang ditemukan sebelumnya.


Batu candi yang ditemukan diyakini sebagai salah satu pondasi adannya candi yang masih tertimbun dibawah tanah lereng Gunung Lawu (Foto: Ist)

 

"Namun untuk mengetahui secara pasti usia situs tersebut jelas perlu kajian dari tim ahli," papar Mbah Po. 

Awalnya saat ditemukan situs tersebut masih belum terlihat bentuk sebuah candi. Hanya berupa bebatuan yang terlihat seperti disusun. Kala itu dirinya sedang beristirahat di sekitar lokasi dengan membuat pondok sederhana dari kayu yang berserakan di hutan.

"Di dekat pondok itu ada pohon cemara yang ambruk karena lapuk.  Namun ketinggian Cemara hanya 2 meter saja. Karena pohonnya (cemara) pendek maka lokasi tersebut dinamakan Cemoro Pogog," terang Mbah PO yang juga Ketua relawan Karanganyar Emergency (KE). 

Awal situs tersebut ditemukan berupa gundukan tanah yang dipenuhi semak belukar. Saat dibersihkan terlihat adanya batu yang menyerupai altar dan tangga berundak yang dipenuhi lumut. Suatu hal mustahil jika tumpukan batu tersebut disusun di era modern. 

"Wong lokasine neng duwur gunung ki, adoh saka kampung," lanjutnya.

Dikatakan kuno, karena tumpukan batu tersebut minim ukiran. Bentuknya berupa batuan kotak yang disusun seperti punden berundak. Letaknya diatas Candi Sukuh dan Tahura. Dugaan sementara  candi tersebut merupakan candi purba yang dibangun saat zaman batu.  

"Soalnya peradapan seperti pahat dan tatah belum ada di situs ini. Semua dari batu. Batunya pun belum begitu ada tatahan, jadi seperti batu gunung yang di tata jenisnya dari batu seperti fosil. Namun nanti biar pihak berwenang  yang menjelaskan" paparnya.

Apakah situs Cemoro Pogog itu sebuah tempat pemujaan, belum bisa dipastikan. Namun yang jelas, jaman dahulu tempat pemujaan atau persembahyangan lokasinya pasti di kawasan pegunungan dan dekat dengan sumber air. 

Dan memperkuat dugaan tersebut  tidak jauh dari lokasi juga ditemukan mata air yang dinamakan Sendang Raja. Lokasi tersebut dikelilingi perkebunan pohon Kina. Sendang Raja juga dikenal memiliki beberapa sumber mata air.

Sementara itu untuk ukuran situsnya terlihat dari susunannya besarnya kemungkinan sama seperti candi Sukuh, namun lebih panjang ukurannya. 

"Jika dilihat dari ukuran besarnya  sama dengan candi Sukuh, namun lebih panjang. Setidaknya terdiri dari sembilan tingkat (trap). Dan di tiap trap terdapat patirtan," pungkasnya.***

Editor : Ditya Arnanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut