BANDUNG BARAT, iNewskaranganyar.id - Keindahan alam dan suasana Curug Sawer di Desa Cililin, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB), sudah diakui. Meskipun saat ini kondisinya kurang terawat namun eksotis suasana alamnya yang sejuk sangat ngangenin untuk dinikmati.
Kehadiran curug di Indonesia kebanyakan memiliki mitos di baliknya, salah satunya ada di Desa Cililin, Kabupaten Bandung Barat. Nama curugnya yakni Curug Sawer.
Di balik eksotisnya alam Curug Sawer ternyata memiliki mitos atau tradisi yang masih dijaga secara turun-temurun oleh masyarakatnya.
Mengingat konon sejarah Curug Sawer dahulu kala tercipta saat para pemuda atau pemudi yang ingin mendapatkan jodoh bisa mandi di Curug Sawer.
"Sejarahnya Curug Sawer ini dulu saat para pemuda atau pemudi yang ingin dapat jodoh bisa mandi di Curug Sawer. Tujuannya untuk membersihkan diri dari berbagai penghalang yang menyelimuti dalam tubuh," tutur Sesepuh Curug Sawer, Uu Subardah (82), Minggu (23/10/2022).
Setelah melakukan ritual itu, kata dia, mereka pulang ke rumah masing-masing untuk melakukan syukuran berupa membuat nasi tumpeng. Serta tidak lupa untuk memanjatkan doa kepada sang pencipta agar apa yang menjadi keinginan mereka dikabulkan dengan diberikan rezeki jodoh.
Dia mengaku apabila budaya di Curug Sawer tersebut akan kembali dilestarikan, maka pihaknya bakal mendukung hal tersebut. Sebab itu bisa menjadi upaya untuk mempertahankan tradisi leluhur. Sehingga bisa jadi potensi pariwisata lainnya selain wisata alam.
Pamong Budaya dan Nilai Tradisi, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), KBB, Hernandi Tismara mengatakan, Curug Sawer di Cililin merupakan objek pemajuan kebudayaan di Kabupaten Bandung Barat yang tertuang dalam Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2017.
Sementara pengelolaan Curug Sawer saat ini masih dilakukan secara langsung oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis) di bawah Perhutani KPH Bandung Selatan. Mereka yang selama ini mengembangkan destinasi untuk dipromosikan kepada masyarakat.
"Curug Sawer berada dalam kesatuan pemangku hutan Perhutani Bandung Selatan karena lahannya milik mereka. Kami tentunya ingin objek wisata itu bisa berkembang melengkapi wisata di wilayah selatan KBB," ujarnya. ***
Editor : Ditya Arnanta