KARANGANYAR, iNewskaranganyar.id - Indahnya hutan di kawasan gunung Lawu kini mulai menghilang. Pesonanya memudar di hantam badai api kebakaran hutan yang terus terjadi sampai beberapa kali dalam waktu yang berdekatan. Hingga akhirnya kebakaran gunung Lawu menelan korban meninggalnya 7 orang pendaki pada beberapa waktu lalu.
Kala kebakaran hebat melahap hutan di Gunung Lawu jalur pendakian gunung Lawu sempat ditutup untuk jangka waktu yang belum bisa ditentukan. Pintu masuk pendakian Lawu ada beberapa lokasi. Seperti Cemoro Sewu (Magetan), dan Jogorogo (Ngawi) Jawa Timur. Sedangkan dari Jawa Tengah melakui jalur Cemoro Kandang dan jalur Candi Cetho.
Jalur pendakian Lawu via Cemoro Kandang sering manjadi tujuan dari para pendaki sebab medannya tidak terlalu berat dan banyak rambu penunjuk arah dengan jarak tempuh yang lebih cepat sekitar 8-9 jam untuk kondisi normal (bagi yang terbiasa naik gunung). Namun bagi para pemula jarak tempuhnya lebih dari itu.
Sedangkan pendaki yang melalui jalur Candi Cetho kebanyakan adalah pendaki spiritual (pendaki yang melakukan ritual/ bertapa) biasanya sering melewati jalur Cetho.
Joko Sunarto atau Pak Po menjelaskan, kebanyakan pendaki spiritual memang mengambil rute candi Cetho. Karena masyarakat Jawa meyakini bahwa pintu masuk gunung Lawu arah depannya adalah dari atas candi Cetho.
"Ibaratnya sebuah rumah, pintu masuk utama (ruang tamunya) ada di Cetho. Sedangkan Cemoro Sewu dan Cemoro Kandang adalah pintu belakang dan pintu sampingnya," jelasnya ketika di temui Okezone di kediamannya di Ngargoyoso, Karanganyar.
Pendaki spiritual lebih menyukai melewati jalur tersebut meski jarak tempuhnya lebih lama di bandingkan pintu masuk lainnya. Sedangkan pendaki biasa jarang melewati jalur tersebut karena kurangnya rambu penunjuk jalan dan jarak tempuh yang lebih panjang.
Suradi salah satu warga desa di sekitar candi Cetho juga menyebutkan jika ingin naik melewati jalur ini (cetho) akan melewati melewati berbagai lokasi yang masih di sakralkan. Diantarannya Candi Cetho, juga Candi Kethek yang berada dia atasnya.
Nantinya pendaki akan memasuki wilayah yang di yakini masyarakat setempat sebagai pintu masuk kerajaan makhluk gaib yang diwujudkan dalam 2 batang bohon cemara besar yang berdampingan layaknya pintu gerbang,
"Nanti setelah melewati pos empat akan melewati 2 pohon cemara yang cukup besar yang dikenal dengan Cemoro Kembar. Konon di situlah letak pintu masuknya. Terlebih lagi lokasinya dekat denga pasar setan, yang ada di lereng Lawu," jelasnya lebih lanjut.
Namun sayangnya untuk sementara waktu masyarakat di larang naik ke puncak Lawu. Pasalnya kondisi di puncak tidak bisa dipredikasi. Api bisa saja muncul secara tiba-tiba secara misterius. Sama halnya dengan gunung Lawu yang selalu di selimuti kabut misteri di setiap sudutnya.***
Editor : Ditya Arnanta