Grand design penataan kompleks keraton tersebut meliputi lahan seluas 3,5 hektar dan tidak akan menyentuh bangunan inti Kraton termasuk gedung Pusaka.
"Grand design-nya dari Universitas Gadjah Mada (UGM) sekitar tahun 1994 dan masih cukup relevan untuk diterapkan saat ini. Bahkan pada renovasi terakhir yang dilakukan 2017 lalu juga menggunakan grand design ini," paparnya.
Nantinya bangunan yang direnovasi akan dimanfaatkan untuk kegiatan pendidikan seperti pelatihan ngadisalira ngadibusana, dan banyak hal lain.
"Grand desain ini dibuat untuk penataan kraton Solo. Jadi tinggal dibuka dan dilihat lokasi mana saja yang akan diperbaiki. Jadi setelah dibangun kembali bisa dimanfaatkan dengan baik, tidak mangkrak lagi," pungkas putri PB XII ini.***
Editor : Ditya Arnanta