get app
inews
Aa
Read Next : Jaritangan Ganjar Gotongroyong Bebersih Makam Bareng Warga Kartasura:Menjaga Ingatan & Budi kebaikan

Mengungkap Sejarah Misteri Keramat Batok, Makam Uyut Gabid Bekasi

Kamis, 10 November 2022 | 15:25 WIB
header img
Mengungkap Sejarah Misteri Keramat Batok, Makam Uyut Gabid Bekasi (Foto: Sindonews)

BEKASI,iNewskaranganyar.id - Mengungkap sejarah makam kiai batok yang terletak di Desa Jaya Bakti, Kecamatan Bungin, Kecamatan Cabang Bungin, Kabupaten Bekas, Jawa Barat, ini adalah kisah sejarah yang bercampur dengan cerita turun temurun yang kemudian menjadi mitos.

Nama Kiai Uyut Gabid bagi sebagian warga Jawa Barat khususnya Bekasi sudah tidak asing lagi. Karena cerita turun temurun yang kemudian menjadi mitos, makam ini banyak didatangi oleh masyarakat dari berbagai daerah untuk berjiarah.

Nabat, salah satu keturunan Uyut Gabid mengatakan, Uyut Gabid adalah seorang kiai sakti mandra guna dari Sumedang Larang yang mempunyai pesantren dan menyebarkan agama slam di daerah Sumedang. 

Menurut dia, semakin lama Uyut Babid menyiarkan agama Islam semakin banyak pengikutnya. Hal ini, kata dia, yang membuat pemerintah Kolonial Belanda merasa takut dengan adanya kekuatan dan pengaruh pada Kiai Uyut Gabid. Sehingga akhirnya Pemerintah Kolonial Belanda menangkap dan membuang Uyut Gabid ke laut. 

"Ini dilakukan agar jangan sampai ada makamnya sehingga menimbulkan pemujaan bagi warga dan pengikutnya. Namun dengan kesaktian dan karomahnya akhirnya Uyut Gabid terbawa ombak dan sebuah balok kayu menghampiri Uyut Gabid kemudian dijadikan penopang hingga sampai ke pesisir atau daratan di Kampung Utan Keramat Bekasi. Tapi dahulu belum bernama Kampung Utan Keramat Bekasi," tutur Nabat. 

Pada saat Uyut Gabid melakukan perjalanan di sebuah hutan keramat, kata dia, melihat ada sebuah gundukan lahan kosong melingkar yang tidak ditumbuhi pohon. 

"Melihat ada keanehan di tempat tersebut, Uyut Gabid akhirnya memasuki lahan kosong tersebut dan melihat ada sebuah batak kelapa berisikan nasi dan sedang dikelilingi oleh binatang – binatang buas. Namun binatang tersebut tidak saling mengusik sedangkan nasi tersebut tidak pernah habis – habis meskipun sudah di makan," kata dia. 

Editor : Ditya Arnanta

Follow Berita iNews Karanganyar di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut