“Ooi mulai merencanakan pada 2016 dan melakukan pelanggaran antara 2018 dan 2021, dengan dedikasi,” ujar Arvindren.
“Dia mengeksploitasi kepercayaan yang dimiliki para korban pada dokter, yang pada dasarnya adalah tipu muslihat telemedicine,” ungkap dia.
“Skema ini sangat dipercaya sehingga hanya satu korban yang melakukan pemeriksaan latar belakang dan hanya setelah dia jatuh ke dalam skema tersebut,” papar Arvindren.
Pengacara Ooi, Lee Terk Yang dari Flint & Battery mengatakan kliennya telah kehilangan pekerjaan, teman-temannya, dan calon tunangannya. "Pada dasarnya dia kehilangan segalanya," ujar Lee.
Dia mengatakan Ooi adalah orang asing yang tinggal di apartemen sewaan di Singapura, tanpa keluarga bersamanya. “Kehidupan Ooi dalam keadaan limbo pada tahun lalu dan itu memberinya waktu untuk merenung,” papar pengacara itu.
Dia meminta pengadilan menangani Ooi dengan belas kasihan, mengatakan dia adalah orang yang berubah. Dalam hukuman, hakim mencatat "banyaknya korban", sifat pelanggaran Ooi yang berkepanjangan, serta kegigihannya menipu para korban.***
Editor : Ditya Arnanta