MALANG,iNewskaranganyar.id - Isak tangis mewarnai prosesi tabur bunga para pemain hingga official klub Arema di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Senin (3/10/2022). Mereka tak kuasa menahan kesedihan atas tragedi yang merenggung ratusan orang dalam laga melawan Persebaya Surabaya.
Pelatih Arema FC, Javier Roca, meminta maaf kepada seluruh korban dan keluarga atas kejadian ini. Dia berharap peristiwa ini tidak terulang di masa mendatang.
"Kita bisa belajarlah (dari peristiwa ini), sudah cukup," kata Roca kepada awak media, Senin (3/10/2022).
Menurutnya, kejadian tersebut merupakan puncak semua kesalahan dari berbagai kalangan. Bahkan, Roca tidak menampik pihaknya juga ikut bersalah dalam kerusuhan yang menyebabkan duka tersebut.
Pada kesempatan tersebut, dia juga mengkritisi istilah-istilah yang acap dilontarkan dalam pertandingan. Istilah 'Yang menang hidup, yang kalah mati' diharapkan bisa berhenti untuk dilontarkan ke depannya.
"Publik sudah seharusnya saling menghargai kerja keras seseorang sehingga apapun hasilnya lebih baik diterima," tukas pelatih asal Cile itu.
Roca sendiri baru pertama kali merasakan kejadian tersebut selama perjalanan kariernya. Namun, dia berharap ini adalah yang pertama sekaligus terakhir.
"Semoga ini pertama dan terakhir yang pernah terjadi," tegas Roca.
Pelatih berusia 45 tahun itu pasrah akan sanksi yang diberikan PSSI kepada timnya. Roca dan tim hanya bisa menaati keputusan dan hukuman yang telah dijatuhkan tersebut.
Sebelumnya diberitakan, kerusuhan pecah setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam WIB. Pertandingan sendiri dimenangi Persebaya Surabaya dengan skor 3-2 atas Arema FC.
Para suporter merangsek masuk ke lapangan dan menyerbu pemain. Sekira 3.000 Aremania menyerbu lapangan dalam kejadian tersebut. Keputusan polisi membubarkan massa dengan gas air mata berakibat fatal.
Berita ini sebelumnya telah tayang di sportstars dengan judul "Tangis Pemain Arema FC Pecah saat Tabur Bunga di Stadion Kanjuruhan"
Editor : Bramantyo