Sementara Ketua Dewan Penasihat Solo Mengajar, Gentur Yoga Jati juga menyatakan rasa duka yang mendalam atas kepergian Gus Dian Nafi.
“Inna lillahi wa innaa ilaihi rajiun. Selamat jalan KH M Dian Nafi’,” ujar Gentur Yoga.
“Beliau adalah tokoh dan warga negara yang setia menjaga Pancasila yang mejadikan Pancasila tetap sakti sampai hari ini,” tutur Yoga menambahkan.
Sementara itu, ucapan belasungkawa juga disampaikan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI).
“Beliau adalah salah satu tokoh toleransi di Solo. Karena itu seluruh keluarga besar Jemaat Ahmadiyah Soloraya turut berduka yang mendalam atas wafatnya KH. Dian Nafi’,” ungkap Muhaimin, muballigh Ahmadiyah Soloraya.
Disampaikan, Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Solo menyatakan turut berduka cita atas wafatnya KH. Dian Nafi’.
“Kami merasakan kehilangan dengan meninggalnya beliau,” kata Muhaimin.
Aktivis keberagaman dari Komunitas Omah Bhinneka juga menyampaikan rasa duka terhadap meninggalnya Gus Dian Nafi’.
Bendahara Omah Bhinneka, Lydia Riana Dewi mengatakan, “Turut berdukacita sedalam-dalamnya.”
Hal serupa juga disampaikan Peter Hoki, aktivis Omah Bhinneka, “Suwargo langgeng kagem bapak KH Dian Nafi’. Lebaran kemarin saya sempat bertemu beliau bersama Romo Karto.”
Menurut Ketua GP Ansor Jawa Tengah, H. Sholahuddin Aly, Dian Nafi’ sempat mengalami gangguan pencernaan.
“Sempat dirawat di RSUD Moewardi lalu dibawa ke RSPAD,” ujar Gus Sholah yang disampaikan melalui pesan WhatsApp kepada iNewskaranganyar.id.
Pengasuh Ponpes Al-Muayyad Windan Kartasura itu menghembuskan nafas terakhir di Jakarta, Sabtu (1/10/22) sekira pukul 17.30 WIB.***
Editor : Ditya Arnanta