SOLO, iNewskaranganyar.id - Sejumlah tokoh agama dan pegiat pendidikan di Solo menyampaikan rasa duka yang mendalam atas meninggalnya KH Dian Nafi’, seorang tokoh NU di wilayah Surakarta.
Dian Nafi’ merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang tak hanya seorang pemuka agama, namun juga seorang pendidik karena memiliki banyak santri dan mahasiswa yang diasuh di Pondok Pesantren Al-Muayyad, Windan, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Pendeta Hanni Setiawan menyatakan, sosok KH Dian Nafi’ atau akrab yang disapa Gus Dian merupakan tokoh toleransi yang cukup dikenal, khususnya di wilayah Surakarta.
“Sosok Gus Dian mengingatkan kita kepada pentingnya toleransi,” ujar Pendeta Hanni Setiawan, yang juga salah seorang founder Solo Mengajar kepada iNewskaranganyar.id, Minggu (2/10/2022).
Disampaikan Hanni, Gus Dian terus berjuang supaya Indonesia khususnya Kota Solo dan sekitarnya bisa hidup dalam kebhinekaan. “Kita perlu terus melanjutkan perjuangan beliau,” kata Hanni.
Sementara Ketua Dewan Penasihat Solo Mengajar, Gentur Yoga Jati juga menyatakan rasa duka yang mendalam atas kepergian Gus Dian Nafi.
“Inna lillahi wa innaa ilaihi rajiun. Selamat jalan KH M Dian Nafi’,” ujar Gentur Yoga.
“Beliau adalah tokoh dan warga negara yang setia menjaga Pancasila yang mejadikan Pancasila tetap sakti sampai hari ini,” tutur Yoga menambahkan.
Sementara itu, ucapan belasungkawa juga disampaikan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI).
“Beliau adalah salah satu tokoh toleransi di Solo. Karena itu seluruh keluarga besar Jemaat Ahmadiyah Soloraya turut berduka yang mendalam atas wafatnya KH. Dian Nafi’,” ungkap Muhaimin, muballigh Ahmadiyah Soloraya.
Disampaikan, Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Solo menyatakan turut berduka cita atas wafatnya KH. Dian Nafi’.
“Kami merasakan kehilangan dengan meninggalnya beliau,” kata Muhaimin.
Aktivis keberagaman dari Komunitas Omah Bhinneka juga menyampaikan rasa duka terhadap meninggalnya Gus Dian Nafi’.
Bendahara Omah Bhinneka, Lydia Riana Dewi mengatakan, “Turut berdukacita sedalam-dalamnya.”
Hal serupa juga disampaikan Peter Hoki, aktivis Omah Bhinneka, “Suwargo langgeng kagem bapak KH Dian Nafi’. Lebaran kemarin saya sempat bertemu beliau bersama Romo Karto.”
Menurut Ketua GP Ansor Jawa Tengah, H. Sholahuddin Aly, Dian Nafi’ sempat mengalami gangguan pencernaan.
“Sempat dirawat di RSUD Moewardi lalu dibawa ke RSPAD,” ujar Gus Sholah yang disampaikan melalui pesan WhatsApp kepada iNewskaranganyar.id.
Pengasuh Ponpes Al-Muayyad Windan Kartasura itu menghembuskan nafas terakhir di Jakarta, Sabtu (1/10/22) sekira pukul 17.30 WIB.***
Editor : Ditya Arnanta