Meskipun RK juga tidak memiliki partai dan bukan orang partai, RK sangat luwes dalam berkomunikasi bahkan seperti tidak ada beban untuk bertemu dengan siapapun.
Ditambah lagi dengan sosok RK yang mudah bergaul, mengikuti tren dan aktif di medsos, membuatnya semakin populer dan juga disukai. Dengan demikian, dia menuturkan, jika memang Anies serius untuk maju di Pilpres 2024, maka Anies harus melakukan berbagai hal untuk memoles political personal brandingnya.
Anies harus sering turun ke masyarakat, banyak bergaul, bahkan tampil di berbagai kegiatan yang bisa mendongkrak popularitas dan elektabilitasnya.
Anies pun perlu memperluas basis massa pemilihnya, jangan hanya memelihara basis massa pendukungnya saat Pilgub DKI 2017 lalu, karena akan sulit bagi Anies untuk bergerak sementara massa pemilih itu sangat cair.
"Dia ini masih sangat pede memelihara pendukung lama, pendukung dia ketika Pilgub DKI 2017 itu, itu yang masih dipelihara. Sementara pergerakan pemilih sangat cair, kalau itu masih mau dipakai yang orang sebut dia sebagai politik identitas, ya Anies akan disalip," terangnya.
"Ada trauma politik yang terjadi terhadap Anies itu bahwa dia dicap sebagai Bapak Politik Identitas, itu kemudian partai-partai juga ragu untuk melihat Anies, meskipun popularitasnya tetap tinggi. Komunikasi politik tidak tertutup dengan popularitas yang dimiliki tadi itu," tambah Afdal.
Afdal menilai, Anies bisa lebih aktif lagi melakukan kegiatan bersama tokoh capres lainnya, misalnya saja melakukan kegiatab bersama dengan Puan Maharani. Intinya, Anies perlu melakukan improvisasi-improvisasi.
"Dia bisa sekali-kali menyambangi Puan Maharani, ketemu siapa, dimulai dengan inisiatif, Puan datang ke Balaikota, atau membuat kegiatan bersama, jadi harus ada improvisasinya," tandas Afdal.
Berita ini sebelumnya telah tayang di Sindonews dengan judul "Tak Lagi Jabat DKI 1, Ini PR Anies Agar Tetap Eksis di Pilpres 2024"
Editor : Ditya Arnanta