KARANGANYAR,iNews.id - Rumah yang bagus menghadap kemana menurut primbon jawa masih dipegang oleh Masyarakt Jawa. Meski era telah memasuki masa kemajuan teknologi, namun masyarakat masih mempercayai jangan membeli atau menempati rumah tusuk sate.
Rumah tusuk sate adalah rumah yang posisinya berada tepat di tengah jalur pertigaan sebua jalanan, karena posisinya inilah, posisi rumah ini terlihat seperti memotong salah satu jalur pertigaan sehingga sekilas seperti jalan buntu.
Menurut kepercayaan, bila menempati rumah tusuk sate, selain bisa mengganggu ekonomi penghuni rumah, juga mengganggu kesehatan penghuni rumah hingga masalah perpecahan rumah tangga.
Kecuali, rumah itu dibangun terlebih dahulu dibandingkan jalan, tak jadi masalah. Karena itulah perhitungan yang didasarkan pada Primbon masih dipakai untuk menentukan keputusan besar yang dilakukan. Diantaranya pindah rumah hingga arah bangunan yang membawa keberuntungan.
Dalam primbon jawa diyakini setiap arah mata angin terdapat para penjaga. Di sisi timur dilindungi oleh Maha Dewa, barat oleh Batara Yamadipati, utara oleh Batara Wisnu, dan selatan oleh Batara Brahma.
Simak neptu yang rinci serta petunjuk arah rumah yang perlu diikuti berdasarkan Primbon Jawa yang diolah dari berbagai sumber:
- Neptunya 7, 8, 13, 18 maka arah rumah menghadap ke arah utara atau ke timur.
- Neptunya 9, 14 arah rumah harus menghadap ke selatan atau ke timur.
- Neptunya 10 arah rumah harus menghadap ke selatan atau barat.
- Neptunya 11, 15, 16 arah rumah harus menghadap ke barat.
- Neptunya 12, 17 arah rumah harus menghadap ke utara atau ke barat.
Neptu hari yakni Minggu (5), Senin (4), Selasa (3), Rabu (7), Kamis (8), Jumat (6), Sabtu (9).
Sedangkan neptu pasaran yakni Kliwon (8), Legi (5), Pahing (9), Pon (7), Wage (4).
Contohnya kamu yang lahir pada Rabu Wage, maka perhitungan weton Jawa untuk jumlah neptu menjadi (Rabu = 7) + (Wage = 4) maka jika dijumlahkan menjadi 14.
Berdasarkan penghitungan neptu tersebut maka ada baiknya jika rumah didirikan dengan menghadap arah selatan atau ke timur.
Editor : Ditya Arnanta