Borobudur ditemukan kembali pada masa penjajahan Inggris pada tahun 1811 hingga 1816. Saat itu Thomas Stamford Raffles menjabat sebagai gubernur Jenderal. Raffles tertarik dangan budaya Jawa dan menuliskan buku The History of Java.
Saat berada di Semarang, sekitar tahun 1814, Gubernur Jenderal mendengar ada bangunan besar kuno yang barada di dalam hutan belantara di dekat desa Bumisegoro. Kemudian Raffles memerintahkan H.C. Cornelius, seorang insinyur Belanda meneliti bangunan besar tersebut.
Destinasi wisata Candi Borobudur (Foto: doc. iNews.id)
Misi H.C. Cornelius berhasil menemukan lapisan tanah yang menjadi dasar halaman candi yang terkubur. Penggalian dilanjutkan oleh Hartmann dari Keresidenan Kedu, sehingga tahun 1835 seluruh bangunan berhasil di gali dan mulai terlihat bentuknya.
Nama Borobudur sendiri seperti yang ada dalam buku The History of Java, Borebudur berarti “Candi Budur di dekat desa Bore. Penamaan candi sendiri biasanya sesuai dengan lokasi dimana candi itu ditemukan. Seiringnya waktu namanya kemudian berubah menjadi Borobudur untuk mempermudah pengucapan bagi masyarakat Jawa.
Sejak ditemukan kembali tahun 1814 candi Borobudur sudah mengalami 2 kali pemugaran, yaitu Tahun 1907-1911 kemudian tahun 1973-1983. Tahun 1991 Candi Borobudur kemudian menjadi Warisan Dunia Unesco dengan nama resmi kompleks Candi Borobudur.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait