Maksud diadakannya kenduri agar supaya dalam pelaksanaan labuhan nanti para Abdi Dalem saat melaksanakan tugas dari Kraton diberikan keselamatan , kelancaran dari awal prosesi sampai selesai.
"Malam harinya ubarampe dibawa ke puncak Gunung Lawu melalui jalur lama dan diletakkan di sanggaran. Setelah didoakan kemudian dibawa turun kembali," terang Surono.
Menutup prosesi Labuhan Lawu keesokan harinnya dilaksanakan prosesi lorodan ubarampe di Sangar Nano. Ubarampe Labuhan tahun lalu diganti dengan ubarampe tahun ini.
"Nanti ubarampe diganti dengan ubarampe baru dalam prosesi lorodan ubarampe," jelasnya lebih lanjut.
Pj. Bupati Karanganyar Timotous Suryadi menambahkan kegiatan ini merupakan simbol hubungan erat antara Kabupaten Karanganyar dan Keraton Yogyakarta.
Tradisi Labuhan Lawu bukan sekadar prosesi adat, tetapi juga momentum strategis untuk memperkuat kerja sama budaya dan sejarah antara kedua wilayah.
“Mengingat ada keterkaitan sejarah dimana terbentuknya Keraton Yogyakarta bermula dari Perjanjian Giyanti. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk terus menjaga nilai-nilai sejarah ini dan memastikan bahwa generasi penerus tetap menghargai serta bangga terhadap warisan budaya yang ada,” pungkasnya.***
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait