Pada tahap pertama yakni eksplorasi dan analisis cerita Gandawyuha pada relief candi Borobudur dilakukan untuk menemukan materi utama sebagai bahan penciptaan lakon wayang.
Tahap kedua yaitu perancangan konsep cerita Gandawyuha pada relief Candi Borobudur dalam kreasi seni pertunjukan wayang, meliputi lakon, boneka wayang, narasi dan dialog, karawitan pakeliran dan model pertunjukan.
"Tahap ketiga adalah proses kreasi seni pertunjukan wayang Buddha lakon Gandawyuha untuk menemukan daya estetika dan aspek kebaharuan," ujar Sunardi.
Tahap keempat yakni presentasi seni pertunjukan wayang Buddha lakon Gandawyuha sebagai pendukung objek wisata Candi Borobudur, serta penguatan moderasi beragama melalui pergelaran wayang di berbagai ruang publik maupun kanal YouTube dan media sosial lain.
Menurut Sunardi, cerita Gandawyuha dipahatkan pada relief Candi Borobudur di lantai II, III dan IV, di mana jumlah relief Gandawyuha adalah 460 panel, menarasikan perjalanan tokoh bernama Sudhana yang mencari hakekat kehidupan dengan cara berguru kepada para mitra sejati, atau dikenal sebagai kalayana mitra.
Agar narasi Gandawyuha mudah diketahui masyarakat ataupun wisatawan, Sunardi menyebutkan bahwa relief ini dikreasi dan diinterpretasi menjadi boneka wayang dan pertunjukan wayang Buddha
Semoga tulisan tentang Dukung Wisata Candi Borobudur, Ini yang Dilakukan ISI Surakarta, dapat bermanfaat bagi para pembaca, jangan lupa share dan nantikan selalu tulisan lain hanya di iNewskaranganyar.id. ***
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait