KARANGANYAR,iNewskaranganyar.id - Kemarahan Pimpinan DPRD Karanganyar pada PJ Bupati Timotius Suryadi yang dianggap memberikan 'karpet merah' pada Mantan Bupati Juliyatmono tanpaknya tak main-main.
Dari 4 Pimpinan, 3 Pimpinan DPRD telah sepakat bakal menggunakan Mosi tidak percaya dan Interpelasi bila PJ Bupati masih terus memberikan karpet merah pada mantan Bupati Karanganyar Juliyatmono.
Hanya satu unsur Pimpinan DPRD dari Fraksi Partai Golkar, yang memilih untuk memperlajarinya terlebih dahulu. Meski begitu, Wakil Ketua DPRD dari Fraksi Golkar Anung Marwoko sepakat dengan unsur pimpinan lainnya menggunakan hak interplasi, bila PJ Bupati dinilai melanggar atau melakukan kesalahan.
"Kalau saya, memperlajarinya terlebih dahulu. Jangan buru-buru, tapi kalau salah, ya tidak apa-apa, mau bagaimana lagi, saya sepakat,"papar Anung pada wartawan usai Rapim di ruang rapat pimpinan DPRD Karanganyar, Rabu (03/1/2024).
Berbeda dengan Anung, Ketua DPRD Karanganyar Bagus Selo meminta agar PJ Bupati tidak perlu mengelak. Dan mengakui bila memang mengundang mantan Bupati dua periode itu untuk menghadiri acara resmi Pemkab Karanganyar.
Dan bila PJ Bupati masih tetap mengundang, maka pihaknya, ungkap Bagus Selo, tak akan kompromi dan bakal menggunakan hak yang dimilikinya. Termasuk mengirimkan surat evaluasi kinerja PJ Bupati pada Kemendagri.
"Tidak perlu mengelak, akui saja kalau memang mengundang. Kalau nanti di perjalanan waktu masih melakukan itu (mengundang mantan Bupati), DPRD siap mengguanak Hak Mosi Tidak Percaya dan Hak Interpelasi. Kalau perlu DPRD akan membuat surat pada kemendagri untuk evaluasi kinerja PJ Bupati,"tegas Bagus Selo yang diamini Wakil Ketua dari FPKS Darwanto dan PKB Tony Hatmoko.
Saat ditanyakan adanya sorotan mengapa kehadiran mantan Bupati Rober Christanto saat groundbreaking jalan Kayu Apak, Karanganyar tak dipersoalkan pihak DPRD, dengan tegas Tony mengatakan pokok permasalahannya berbeda antara kehadiran Juliyatmono dan Rober Christanto.
Ia mengatakan, kehadiran Rober Christanto tidak bisa dipermasalahkan. Karena Rober hadir sebagai tokoh masyarakat. Dan Rober Christanto sendiri, ungkap Tony, tidak ikut dalam pemilu 2024.
"Sekarang saya jawab, Rober itu nyalon apa? Rober nyaleg apa? Kebetulan saya saat itu hadir mewakili pak Ketua DPRD. Dan kebetulan pak Rober hadir. Tapi pak rober tidak memberikan sambutan. Dan pak rober tidak ikut dalam konstelasi politik,"papar Tony.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait