Hujan Tangis Sambut Kedatangan Jenazah Wildan, Keluarga Minta Pelaku Penganiyayaan Dihukum Berat

Bramantyo
Jenazah Wildan saat diturunkan dari mobil Ambulance (Foto: iNewskaranganyar.id/Bramantyo)

Para tetangga tak menyangka dengan kepergian Wildan yang begitu cepat. Wanto salah satu tetangga korban mengatakan dirinya benar-benar tak menyangka dengan kepergian Wildan. Pasalnya, sebelum dikabarkan meninggal saat latihan pencak silat, Wildan sempat membeli Es Teh ketempatnya.

"Saya terus terang kaget dan tak percaya dengan kepergian Wildan. Wildan sempat membeli es teh di tempat saya. Jelas waktu dikabari saya tidak percaya sama sekali,"papar Wanto, Senin (27/11/2023).

Ia mengatakan, korban dikenal sangat ramah dan baik sehingga banyak warga yang merasa kehilangan. 

“Anaknya sopan, pintar dan senang bergaul. Temannya banyak, apalagi anaknya berprestasi,"ungkapnya.

Suparno ayah korban mengaku kaget saat mendengar kabar anaknya dibawa ke rumah sakit. Padahal saat berangkat kondisinya sehat dan bugar. 

Ia mengatakan kalau kabar pertama yang mengabarkan Wildan ada dirumah sakit dari teman-teman satu perguruan Wildan, Pagar Nusa.

"Informasinya terkena pukulan, saya kaget, Waktu siang saat berangkat itu kondisinya sehat kok tiba-tiba dibawa ke rumah sakit," jelasnya, Senin (27/11). 

Mendengar kabar tersebut sudah pasti rasa emosi dan kecewa. Jika memang ada kesalahan atau tidak disiplin seharusnya tidak dilakukan kekerasan. 

"Seharusnya begitu kejadian langsung dibawa ke rumah sakit. Kenapa malah di taruh di teras dan dikasih air mineral, sudah kejang-kejang baru dibawa ke rumah sakit," keluhnya. 

Sudah pasti dirinya dan keluarga tidak terima  dengan kejadian tersebut. Keluarga menuntut para pelaku agar diproses sesuai dengan hukum yang berlaku. 

"Saya mau anak saya pulang daripada anak saya jadi korban dalam kondisi sehat," ucapnya. 

Awalnya, pihak keluarga sempat menolak saat aparat kepolisian meminta ijin untuk dilakukan otopsi. Namun setelah diberi pengertian, akhirnya pihak keluarga menerima permintaan dari pihak Kepolisian untuk dilakukan otopsi.

"Saya kasihan ini ditunggu sejak kemarin, ini (pagi jam 9) baru diotopsi. Mau saya dibawa pulang aja. Secepatnya dimandikan, dikafani dan disholatkan langsung dimakamkan," tegasnya. 

Suparno menambahkan seharusnya jika anaknya dinilai tidak disiplin jangan dilakukan kekerasan. Tindakan itu bukanlah membina dan mendidik.

"Itu tindakan menghakimi, seharusnya mereka membina dengan kemampuan anak," tegasnya emosi.

Usai dilakukan otopsi jenasah Wildan tiba dirumah duka. Setelah dilakukan salat jenasah, selanjutnya jenasah dimakamkan di pemakaman umum yang jaraknya hanya sekitar 200  meter dari rumah duka. *** 

Editor : Ditya Arnanta

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network