KARANGANYAR,iNewskaranganyar.id - Dinas Kesehatan Jawa Tengah mengungkap kesadaran masyarakat akan ancaman penyakit tuberkulosis (TBC) masih rendah. Padahal, jumlah kasus dari virus yang menyerang paru-paru ini di Jateng angkanya begitu tinggi.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Provinsi Jawa Tengah Rahmah Nur Hayati, MKM merinci, jumlah penderita TBC di Jateng sebanyak 43.929 jiwa. Sedangkan jumlah kasus TBC di Karanganyar sebanyak 487 orang. Secara nasional terhitung Januari-Agustus 2023 kasus TBC sebanyak 385.505 orang.
"Up date angka jumlah penderita TBC itu selalu ready karena pergerakan angkanya cepat,"papar Rahmah Nur Hayati, MKM pada acara pertemuan pemangku kepentingan Jejaring Distric Public Private Mix (DPPM) di Hotel Indah Palace Tawangmangu pada tanggal 22-23 Agustus 2023.
Menurut Rahmah Nur Hayati, rendahnya kesadaran warga terhadap TBC akibat proses pengobatannya yang lama dengan memakan waktu 6 bulan. Tidak sedikit pasien yang menghentikan pengobatan meski terbilang baru menjalani pengobatan tersebut. Akhirnya, banyak pasien yang tak kunjung sembuh dari TBC.
Karena itu, Dinas kesehatan Jawa Tengah, ungkap Rahmah Nur Hayati sangat mendukung upaya cepat dari MSI merespon intruksi Mentari Sehat Indonesia ( MSI) untuk melakukan pelacakan penemuan penderita Tuberkolosis di Jateng.
"Kinerja MSI ini luar biasa dan kami berikan apresiasi karena tekun fokus dan cermat serta solutif dalam melakukan pendataan hingga penanganan penderita TBC diberbagai pelosok desa di Jateng,"terangnya.
Ia menjelaskan pihaknya mendorong MSI untuk terus melacak penemuan kasus TBC harus ditingkatkan, terlebih logistik catrid TCM untuk pemeriksaan TBC tersedia sehingga secara teknis memudahkan untuk pelacakan dan identifikasi.
Sementara itu pada pertemuan lintas sektoral tersebut Dinkes Kabupaten Karanganyar terus melakukan monitoring kasus TBC termasuk menggandeng MSI untuk menangani penderita TBC.
Adapun support yang terus dipacu adalah optimalisasi Peran Dokter Praktek Mandiri (DPM), Klinik, dan Rumah Sakit Swasta sangat dibutuhkan kehadirannya dalam melengkapi Faskes pemerintah sebagai pintu awal penemuan terduga (suspek) TBC.
"Sebagai mitra dari Dinkes Karanganyar dalam penanganan TBC, MSI terus bergerak melakukan penemuan suspek TB, pelacakan pasien mangkir pengobatan, dan pendampingan pengobatan pasien,"terang Anindita Azzahra selaku Wasor TB Dinkes Karanganyar.
"Secara berkala kami koordinasi skala besar guna mengupdate pemetaan kasus TBC serta pengawasan dalam proses pengobatan hingga sembuh," jelas Ketua Yayasan MSI Shubuha Pilar Naredia.
Menurut Shubuha Pilar Naredia monitoring dan evaluasi dalam melihat kondisi analisa situasi TBC Kabupaten Karanganyar serta perkembangan jejaring DPPM dan kaitannya dengan pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) kesehatan terkait indikator TBC terus dilakukan dengan cermat.
"Pada acara tersebut kami hadirkan semua pihak berkompeten terkait penanganan kasus TBC yakni pertemuan dengan pemangku kepentingan lintas sektor diantaranya Komisi D DPRD Karanganyar, Baperlitbang, Dipermades, Kesbangpol, Diskominfo, Bagian Kesejahteraan Masyarakat, Dinas Kesehatan, KOPI TB, perwakilan Faskes, dan Forum Jurnalis Karanganyar (FJK). Untuk narasumber nasional dan wilayah dihadirkan dari Dinkes Jateng," pungkasnya.***
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait