JAKARTA,iNewskaranganyar.id - Tik Tok resmi meluncurkan Project S. Banyak yang bertanya-tanya apa itu Project S yang diluncurkan Tik Tok dan menimbulkan kekhawatiran bila Project S yang diluncurkan TikTok ini mematikan UMKM.
Bukan tanpa alasan, Project S adalah sebuah upaya yang dilakukan TikTok untuk menjual produk-produk buatannya sendiri. Project S merupakan agenda dari ByteDance, induk perusahaan TikTok yang juga menjadi perusahaan teknologi internet China yang berkantor pusat di Beijing.
Di Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam waktu dekat ini bakal memanggil manajemen TikTok untuk menjelaskan maksud proyek tersbut.
Project S TikTok diduga sebagai langkah untuk mengoleksi data produk yang laris-manis di suatu negara, untuk kemudian diproduksi sendiri di China.
Lantas siapa pemilik TikTok sebenarnya?
TikTok dimiliki Zhang Yiming. Salah satu milliarder yang tidak mendapat spotlight sehingga kurang dikenal. Melalui aplikasi Toutiao, dia sudah menjadi miliarder dalam usia muda. Namun, Zhang punya ambisi lebih besar dari hanya sekedar seorang miliarder. Zhang lahir pada 1 April 1983 dari orang tua yang berprofesi sebagai pegawai negeri di provinsi Fujian, China.
Zhang Yiming sempat mendirikan situs properti yang bernama 99fang pada 2009. Namun memutuskan untuk berhenti setelah tiga tahun berjalan. Dirinya pun memutuskan membangun bisnis baru pada tahun 2012 dengan mendirikan ByteDance.
ByteDance yang merupakan perusahaan Induk Aplikasi TikTok telah menjadi raksasa teknologi dunia hanya dalam enam tahun. Hal ini membuat kekayaan bersih Zhang mencapai USD4 miliar atau setara dengan Rp60 triliun.
ByteDance bukan hanya perusahaan aplikasi yang mengandalkan iklan untuk mencari pendapatan, mereka juga memanfaatkan AI pada layanan konten untuk membangun pengalaman bagi pengguna.
“Jinri Toutiao memiliki sumber daya komputasi dan penyimpanan yang sangat besar. Kami memiliki lebih dari 50 Petabyte (PB) kapasitas pemrosesan data harian dan penyimpanan data kami lebih besar dari 1.500 PB. Infrastruktur adalah kunci untuk mendukung pengembangan aplikasi,” kata Vice President ByteDance Yang Zhenyuan.
Zhang Yiming tercatat memiliki kekayaan USD45 miliar atau setara Rp684 triliun (kurs Rp15.200 per USD). Dirinya pun dianggap mencapai apa yang Mark Zuckerberg tidak pernah bisa dalam jangka waktu yang jauh lebih singkat. Facebook memiliki lebih dari dua kali lipat masa hidup ByteDance. Dikarenakan terlalu fokus dengan iklan, Facebook seakan kehilangan kemampuan untuk mengikuti masa depan.
Salah satu hal yang menjadi fokus Zhang dalam menciptakan ByteDance adalah untuk menarik ketertarikan pengguna dengan AI sehingga mampu memberikan pengalaman yang berkualitas. Dengan cara inilah mereka mampu melaju ke pasar global.
September 2016, TikTok akhirnya didirikan. Pada awalnya, TikTok dikenal sebagai aplikasi berbagi video. Di negara Chin, aplikasi tersebut bernama Douyin. Kesuksesan TikTok tak didapat secara instan.
Kala itu Zhang mewajibkan seluruh pegawainya untuk mengunduh dan memiliki akun TikTok. Kesuksesan TikTok semakin melesat setelah ByteDance membeli sekaligus mengakuisisi Muscal.ly, layanan media sosial Tiongkok yang berinduk di Shanghai namun berkantor di Santa Monica Amerika Serikat. ***
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait