Kisah Hidup Penyumbang 28 kg Emas di Tugu Monas Ternyata Pernah Jadi Orang Terkaya di Indonesia

Inas Rifqia Lainufar/Danang Prabowo
Kisah Hidup Penyumbang 28 kg Emas di Tugu Monas Ternyata Pernah Jadi Orang Terkaya di Indonesia (Source: iNews)

JAKARTA, iNewskaranganyar.id - Teuku Nyak Markam atau Teuku Markam adalah sosok yang menyumbangkan 28 kg emas di Tugu Monas. Kebanyakan, orang hanya mengenal Teuku Nyak Markam seorang pengusaha asal Aceh, keturunan bangsawan yang lahir pada 12 Maret 1924.Namun, bagaimana kisah hidupnya, masih banyak yang belum mengetahuinya.

Ia sangat berjasa dalam pembangunan nyala obor di pucuk bangunan Monas atau yang dikenal dengan nama ‘Lidah Api Kemerdekaan’.

Di awal pembangunan, pucuk bangunan Monumen Nasional itu terbuat dari perunggu yang dilapisi dengan emas murni seberat 38 kilogram. Dari total berat tersebut, 28 kilogram merupakan sumbangan dari seorang filantropi.

Adapun profil penyumbang emas 28 kg di Tugu Monas adalah sebagai berikut.  Penyumbang 28 kg emas di Tugu Monas Teuku Nyak Markam atau Teuku Markam adalah sosok yang menyumbangkan 28 kg emas di Tugu Monas. Ia merupakan pengusaha asal Aceh, keturunan bangsawan yang lahir pada 12 Maret 1924. 

Ayahnya sudah tiada ketika ia berusia sembilan tahun, sedangkan ibunya juga telah meninggal dunia. Oleh sebab itu, Teuku Markam dirawat oleh sang kakak, Cut Nyak Putroe.  Meskipun merupakan keturunan bangsawan, ia hanya menempuh pendidikan sampai kelas 4 Sekolah Rakyat (SR). Namun saat remaja, Teuku Markam memutuskan untuk menempuh pendidikan militer di Koeta Radja. 

Lulus dengan pangkat letnan satu, ia kemudian bergabung dalam Tentara Rakyat Indonesia (TRI). Dengan pangkatnya tersebut, Teuku Markam turut dalam pertempuran di Sumatera Utara melawan penjajah Belanda.

Ia bahkan pernah berperan sebagai penyelundup senjata api dari Singapura ke Pekanbaru selama 10 tahun. Berkat hal itu, Teuku Markam pun masuk dalam golongan perwira menengah dan berpangkat Kapten. 

Setelah menjadi ajudan Jenderal Gatot Soebroto pada 1957, ia memutuskan untuk keluar dari militer. Teuku Markam kemudian mendirikan PT Karkam atau Kulit Aceh Raya Kapten Markam. 

Perusahaan tersebut bergerak di bidang pengelolaan senjata rampasan perang. Di masa Orde Lama, Teuku Markam dikenal sangat dekat dengan Presiden Soekarno hingga menyumbangkan emas seberat 28 kilogram untuk pembangunan mercusuar ambisius Presiden RI pertama tersebut. 

Walaupun sangat dihormati pada Orde Lama, Teuku Markam justru dituduh terlibat dalam pemberontakan PKI di era Presiden Soeharto. Ia bahkan dipenjara tanpa proses peradilan pada 1966. Setelah berpindah-pindah sel tahanan, Teuku Markam dibebaskan pada tahun 1974. Namun pada 1985, ia menghembuskan nafas terakhirnya akibat komplikasi penyakit.***

Editor : Ditya Arnanta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network