Kisah La Doncella Gadis Mungil Korban Ritual Para Dewa 500 Tahun Silam Tersimpan di Museum Argentina
ARGENTINA, iNewskaranganyar.id - La Doncella atau The Maiden bagi masyarakat Argentina sebuah nama yang tak asing bagi masyarakat setempat. Dia merupakan seorang remaja yang meninggal lebih dari 500 tahun lalu dalam ritual pengorbanan di Pengunungan Andes. Dan saat ini jasadnya masih tersimpan di Sebuah museum di Argentina.
Dahulu kala, seperti halnya masyarakat Yunani kuno, masyarakat Argentina ini pun begitu mempercayai para Dewa. Mereka sangat menghormati para Dewa. Sebagai bentuk penghormatan mereka terhadap para Dewa, masyarakat kala itu, rela memberikan apa saja sebagai persembahan. Termasuk mempersembahkan nyawa sekalipun untuk membuat para Dewa bahagia.
Seperti di kutip iNewskaranganyar.id dari National Geographic, para arkeolog dunia melakukan penggalian di sebuah gunung yang diyakini terdapat sisa-sisa peninggalan kuno.
Pada tahun 1999, dari penggalian itu, para arkeolog menemukan sisa-sisa mumi di Argentina, La Doncella dan dua anak lainnya ditinggalkan di puncak gunung agar meninggal kedinginan. Ini dilakukan sebagai bentuk persembahan kepada para dewa.
La Doncella ditemukan mengenakan tunik upacara dan dihiasi dengan topi baja, tanda status barunya sebagai pembawa pesan ke surga.
Para Ilmuwan mengatakan bila La Doncella juga telah diberi minuman keras yang membuatnya tertidur. Bahkan mulutnya masih memegang serpihan daun koka, yang biasa dikunyah suku Inca untuk mengurangi efek penyakit ketinggian.
Johan Reinhard yang memimpin ekspedisi National Geographic Explorer-in-Residence begitu tercengan mengatakan penemuan mumi ini paling awet dari semua yang pernah ia lihat. Bahkan, Reinhard mengatakan penemuan La Doncella mengungkapkan detail kaya kehidupan Inca kuno, seperti rambut gadis yang dikepang halus.
Museum Arkeologi High Country di Salta, Argentina, meluncurkan La Doncella, yang tertua dari tiga korban, untuk pertama kalinya dilihat publik pada 6 September 2007. Museum memajang mumi di lingkungan berpendingin rendah oksigen untuk mereproduksi kondisi dataran tinggi yang memungkinkan pelestarian alamnya yang luar biasa.***
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait