MALANG, iNewskaranganyar.id - Kegembiraan terpancar di raut wajah - Kaib Ibrahim warga Dusun Sumberduren Kidul RT 29 RW 9 Desa Sidodadi, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang.
Bagaimana tidak diusiannya yang menginjak 1 abad, pria kelahiran 5 Februari 1923 ini, diberi kesempatan untuk menunaikan ibadah haji di tanah suci. Dan menjadi haji tertua yang berangkat dari Malang, Jawa Timur.
Kendati usianya sudah satu abad ternyata kondisi fisik Kaib Ibrahim masih cukup sehat.
Ia kerap kali berjalan kaki sendiri dari rumahnya ke perkebunan yang jaraknya ketika ditempuh berjalan kaki bisa sampai dua jam.
Saat ditemui di kediamannya, Kaib Ibrahim masih terlihat cukup sehat dari fisiknya.
Mungkin hanya pendengaran Kaib Ibrahim saja yang mulai berkurang. Tetapi dari segi ingatan dan kondisi fisiknya masih cukup bagus.
Bahkan ketika berjalan kaki dan fisik wajahnya pun terlihat layaknya seseorang yang masih berusia 50 tahunan.
Kaib yang ditemani anak keenamnya Asiyeh dan menantunya bernama Narimo bercerita, bagaimana ia akhirnya bisa berangkat haji pada tahun 2023 ini.
Menurut Narimo, mertuanya mendaftar haji pada 2018 usai mengumpulkan uang sejak puluhan tahun dari hasil bertani.
"Daftarnya tahun 2018, yang daftar itu tiga orang bersamaan, mertua saya Pak Kaib ini, anaknya nomor tiga, sama anaknya cacak (kakak). Yang berangkat dua orang, yang satunya masih muda," ucap Narimo,saat ditemui Minggu 28 Mei 2023.
Sejak daftar pada 2018 ketiganya sebenarnya disebut Narimo juga sudah melunasi biaya haji.
Tetapi pandemi Covid-19 sempat membuat keberangkatan Kaib Ibrahim tertunda, karena perjalanan haji di tahun 2020 dan 2021 ditiadakan.
"Tahun 2022 kemarin juga belum jadi berangkat, karena katanya ada pembatasan umur yang berangkat," ucapnya.
Setelah tiga tahun menunggu akhirnya Kaib Ibrahim dipastikan akan berangkat pada 8 Juni 2023 mendatang ke Asrama Surabaya bersama rombongan calhaj dari Kabupaten Malang, sebelum pada 9 Juni 2023 berangkat ke Arah Saudi.
Pengorbanan Kaib Ibrahim untuk berangkat ke Mekkah dikatakan menantunya tidaklah mudah, pria berusia 100 tahun ini masih harus menjual empat ekor sapi peliharaannya dan menggunakan uang tabungannya.
"Merawat empat ekor sapi semua dijual untuk dipakai daftar haji. Dulu ada sapi, sekarang sudah nggak ada habis, hasilnya dari berkebun juga, uangnya dikumpulkan," bebernya.
Sementara itu, Kaib Ibrahim sendiri mengaku telah siap lahir batin untuk berangkat ke Mekkah. Ia beruntung bisa ditemani oleh anak ketiganya Samardi yang juga menuntutnya ketika nanti pelaksanaan ibadah hajinya.
"Anak saya yang dampingi, meski vaksin juga didampingi bareng, manasik bareng, itu Sarmadi anak nomor tiga, kalau nggak ngerti pokoknya bareng sama saya bisa. Kalau tidak hafal doanya kata anakku saya tuntut di Mekkah," ucapnya.
Ia sudah lama menginginkan berangkat ke Mekkah. Bahkan sejak Kaib ditinggal istrinya yang meninggal dunia pada 1985 lalu, ia memutuskan tidak ingin menikah lagi dan memilih mewujudkan keinginannya berangkat haji.
"Tahun 1985 ditinggal orang perempuan (istri), anak masih SD, nggak kepengen nikah lagi, yang penting pengen berangkat haji," tuturnya.
Kaib mengaku tak memiliki persiapan khusus, ia hanya menyiapkan beberapa kebutuhan pakaian yang dibelinya menjelang keberangkatannya ke Arab Saudi. Terkait kesehatan fisiknya, Kaib sudah biasa berjalan kaki sendiri ke kebun dan bekerja di kebun, bahkan hingga mencangkul sendiri.
"Sehat badannya. Masih kuat macul. Kalau tidak bekerja tidak enak di badan. Alhamdulillah sehat, ini Gusti Allah yang memberi," ujarnya.***
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait
