Di Mushola yang dapat menampung sekitar 20 jemaah tersebut, lanjutnya, masyarakat sekitar belum mampu membangun tempat wudu yang memadai.
"Mereka mengharapkan fasilitas ibadah yang lebih baik dan nyaman," ungkap Husni Cahya Gumilar.
Jika memiliki cukup dana, warga pengurus musala ini akan merenovasi tempat wudu tersebut agar menjadi lebih baik, seperti pemasangan slang untuk dihubungkan ke mata air, memasang beberapa kran air sebagai tempat berwudu, menutup sebagian kolam, hingga membuat jamban. Namun, keterbatasan biaya menghambat sejumlah rencana ini.
"Beberapa waktu lalu, sebelum puasa Ramadhan tahun ini, sempat ada yang menitipkan fidyah. Saya ingat ke musala ini yang membutuhkan renovasi tempat wudu dan jamban," ujarnya.
Ia memaparkan, banyak sarana ibadah di daerah Banjarwangi masih tertinggal jauh dengan masjid lain yang ada di Kabupaten Garut. Apalagi di wilayah pedalaman sebagian tempat ibadah berupa tajug panggung.
"Banyak sekali tajug yang sudah rusak dengan fasilitas wudu yang belum dikatakan layak," ucapnya.
Aktivitas warga saat bersuci di musala ini pun ditanggapi beragam komentar dari netizen. Beberapa di antara mereka menyayangkan penggunaan air yang dilakukan secara bersamaan saat bersuci sebelum beribadah.
"Mohon maaf bukannya saya sok bersih, tapi kalo untuk wudhu ketimbang itu air di bambu ngalir terus kenapa gak wudhu pake air yg mengalir itu saja," tulis akun so*****.
Hal yang sama disampaikan akun lusi***. Ia mengatakan, "Basuh kaki buat kumur.. airnya keruh."
"Kena kaki orang buat kumur jg," sahut akun chi***
***
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait