JAKARTA, iNewskaranganyar.id - Awal Februari mendatang, akan ada komet yang melintas dekat Bumi.
Bahkan komet ini dapat diamati tanpa menggunakan alat bantu optik. Alias bisa dilihat dengan mata telanjang.
Seperti dikutip iNewskaranganyar.id, dari akun resmi LAPAN, komet ini bernama C / 2022 E3 ( ZTF ) . ZTF, singkatan dari Zwicky Transient Facility.
Zwicky Transient Facility adalah nama dari sebuah fasilitas pengamatan astronomis dengan medan pandang yang lebar, yang menggunakan kamera yang terhubung dengan teleskop Samuel Oschin di Observatorium Palomar , California , Amerika Serikat . Komet ini pertama kali diamati pada 10 Juli 2021.
Komet ini hanya melintas satu kali dalam seumur hidup dikarenakan orbitnya yang berbentuk hiperbola . Orbit hiperbola adalah orbit yang mempunyai nilai kelonjongan atau eksentrisitas lebih besar dari satu , sehingga membentuk kurva terbuka di kedua titik fokusnya.
Bandingkan dengan orbit parabola yang kelonjongannya tepat bernilai satu , atau orbit elips yang kelonjongannya berharga antara 0 hingga 1.
"Diperkirakan, komet ini akan melintas di dekat Bumi pada 02 Februari pukul 00.32 WIB / 01.32 WITA / 02.32 WIT pada jarak 42.472.000 km dari Bumi,"tulis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), seperti dikutip iNewskaranganyar.id, Minggu (29/1/2023).
"Saat melintas dekat Bumi, komet ini sudah dapat disaksikan di seluruh Indonesia sejak tanggal 1 Februari pukul 18.30 hingga 2 Februari pukul 02.30 waktu setempat ( sesuai zona waktu masing - masing ) dari arah Utara dekat konstelasi Camelopardalis . Untuk DKI Jakarta dan sekitarnya," sambung Lapan.
Komet ini mencapai titik tertingginya pada pukul 21.53 WIB dengan ketinggian 11,9 derajat. Saat mencapai titik terdekat, komet ini terlihat di arah Utara dengan ketinggian 7,4 derajat untuk DKI Jakarta dan sekitarnya.
Untuk wilayah Indonesia Timur, komet akan terbenam saat mencapai titik terdekat dengan Bumi. Magnitudo komet ini saat melintas dekat Bumi mencapai +4,94.
Sehingga , komet ini memungkinkan dapat diamati menggunakan mata kepala untuk wilayah berpolusi cahaya sangat rendah ( daerah pedalaman ) hingga pedesaan ) . Sementara , untuk ringan pinggiran cukup sulit mengamati komet ini.
Komet ini akan mencapai titik terdekatnya dengan Matahari , atau perihelion pada 13 Januari pukul 06.48.49 WIB / 07.48.49 WITA / 08.48.49 WIT pada jarak 166.387.000 km dari Matahari.
Sayangnya , saat mencapai perihelion , komet ini bermagnitudo +6,72 sehingga belum bisa diamati dengan mata telanjang.
Komet ini dapat disaksikan untuk wilayah pedalaman dan pedesaan sejak 16 Januari pukul 02.30 hingga 05.30 waktu setempat dari arah Timur Laut dekat konstelasi Bootes.
Ketinggian maksimum mencapai 30,7 derajat untuk DKI Jakarta dan sekitarnya. Waktu terbit komet ini akan lebih cepat setiap harinya, dan pada 29 Januari, komet ini akan terbit di sekitar tengah malam di arah Utara dekat konstelasi Ursa Minor.
Pada tanggal 29 Januari , komet akan terlihat dua kali , yakni saat tengah malam dan pada pukul 23.00 waktu setempat . Pada tanggal 30 Januari , komet akan terbit pada pukul 21.00 WIB.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait