Untuk wilayah Indonesia Timur, komet akan terbenam saat mencapai titik terdekat dengan Bumi. Magnitudo komet ini saat melintas dekat Bumi mencapai +4,94.
Sehingga , komet ini memungkinkan dapat diamati menggunakan mata kepala untuk wilayah berpolusi cahaya sangat rendah ( daerah pedalaman ) hingga pedesaan ) . Sementara , untuk ringan pinggiran cukup sulit mengamati komet ini.
Komet ini akan mencapai titik terdekatnya dengan Matahari , atau perihelion pada 13 Januari pukul 06.48.49 WIB / 07.48.49 WITA / 08.48.49 WIT pada jarak 166.387.000 km dari Matahari.
Sayangnya , saat mencapai perihelion , komet ini bermagnitudo +6,72 sehingga belum bisa diamati dengan mata telanjang.
Komet ini dapat disaksikan untuk wilayah pedalaman dan pedesaan sejak 16 Januari pukul 02.30 hingga 05.30 waktu setempat dari arah Timur Laut dekat konstelasi Bootes.
Ketinggian maksimum mencapai 30,7 derajat untuk DKI Jakarta dan sekitarnya. Waktu terbit komet ini akan lebih cepat setiap harinya, dan pada 29 Januari, komet ini akan terbit di sekitar tengah malam di arah Utara dekat konstelasi Ursa Minor.
Pada tanggal 29 Januari , komet akan terlihat dua kali , yakni saat tengah malam dan pada pukul 23.00 waktu setempat . Pada tanggal 30 Januari , komet akan terbit pada pukul 21.00 WIB.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait