Haedar Nasir Berpeluang Besar Terpilih Kembali Pimpin Muhammadiyah

Bramantyo
Haedar Nashir berpeluang kembali pimpin Muhammadiyah (Foto: Humas Muktamar Muhammadiyah)

SOLO, iNewskaranganyar.id  - Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2015-2020 Haedar Nashir memiliki peluang besar untuk kembali memimpin ormas keagamaan terbesar untuk periode 2022 - 2027.

Peluang kembali memimpin Muhammadiyah ini bisa dilihat dari perolehan suara untuk menentukan calon formatur 13 keanggotaan PP Muhammadiyah.

Dalam pemilihan yang dilakukan dengan cara pemilihan secara elektronik (e-voting) dalam sidang pleno Muktamar Muhammadiyah, yang digelar pada Sabtu (19/11/2022) malam, Haedar Nashir memperoleh suara terbanyak dibandingkan 12 calon lainnya.

Ketua Panita Pemilihan, Ahmad Dahlan Rais, seusai pemilihan menyebut 13 orang terpilih sebagai anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM).


Profil Calon Ketua Umum Muhammadiyah (Foto: Humas Muktamar Muhammadiyah)

Dari 39 calon pimpinan, yang menempati urutan teratas dalam pemilihan adalah Haedar Nashir (2.203), Abdul Mu'ti (2.159), Anwar Abbas (1.820); Busyro Muqoddas (1.778).

Kemudian diurutan berikutnya Hilman Latief (1.675), Muhadjir Effendy (1.598), Syamsul Anwar (1.494); Agung Danarto (1.489),Saad Ibrahim (1.333), Syafiq A. Mughni (1.152); Dadang Kahmad (1.119), Ahmad Dahlan Rais (1.080), dan Irwan Akib (1.001).

Ke-13 orang tersebut, ini akan menggelar rapat. Dahlan menyatakan dari perolehan nama itu, kemungkinan besar yang menjadi ketua umum adalah yang mendapat suara terbanyak.

Hal itu juga untuk menghargai yang mendapat suara terbanyak. Ketua umum yang terpilih dalam rapat 13 orang itu harus dimintakan persetujuan kepada muktamirin. Sedangkan sekretaris umum ditunjuk oleh ketua umum terpilih.

Kendati demikian, kata Dahlan, ada sejarah yang menjadi ketua umum bukan yang dipilih oleh muktamirin. Dahlan mencontohkan dalam Muktamar di Purwokerto pada 1950-an, pimpinan terpilih tak ada yang mau menjadi ketua umum. Akhirnya mereka meminta Buya Sutan Mansur di Sumatra Barat untuk memimpin Muhammadiyah. Buya bersedia lalu hijrah ke Jawa untuk menjadi ketua umum.

Rapat formatur untuk memilih ketua umum biasanya juga tak berlangsung lama.

Dalam Muktamar Makassar, 2015, rapat hanya berlangsung 10 menit, itu pun sebagian besar waktu untuk doa demi kemaslahatan Muhammadiyah. Saat itu, Dahlan juga menjadi panitia pemilihan.

“Tak ada deadlock,” ujar Dahlan, Minggu (20/11/2022) dini hari.

Pemilihan 13 orang itu berlangsung Minggu malam. Dimulai sekitar pukul 20.00 WIB, e-voting berakhir sekitar pukul 23.30 WIB. Jumlah pemilihnya 2.519. Masing-masing memilih 13 nama. ***

Editor : Ditya Arnanta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network